Ahad pagi, 6 Shafar 1438 H
_
#ADAB_DAN_HUKUM_DI_MEDIA_SOSIAL (01)
-----------------------------------
السلام عليكم ورحمة الله وبركاته
إنَّ الـحَمْدَ لله نَـحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ، وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُورِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلَا مُضِلَّ لَهُ، وَمَنْ يُضْلِلْ فَلَا هَادِيَ لَهُ،
أَشْهَدُ أَن لاَّ إِلَهَ إِلاَّ الله وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُـحَمَّداً عَبْدُهُ وَرَسُولُه.
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا الله حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ
يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالًا كَثِيرًا وَنِسَاءً وَاتَّقُوا الله الَّذِي تَسَاءَلُونَ بِهِ وَالْأَرْحَامَ إِنَّ الله كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيبًا
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا الله وَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًا يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ الله وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا
أَمَّا بَعْدُ فَإِنَّ أَصْدَقَ الْحَدِيْثِ كِتَابُ اللهِ وَخَيْرَ الْهَديِ هَدْيُ مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، وَشَرَّ الأُمُوْرِ مُحَدَثَاتُهَا، وَكُلَّ مُحْدَثَةٍ بِدْعَةٌ وَكُلَّ بِدْعَةٍ ضَلاَلةٌ، وَكُلَّ ضَلاَلَةٍ فِي النَّارِ.
.
Bapak-bapak, ibu-ibu, rekan-rekan, ikhwān, dan akhawāt yang saya muliakan, marilah kita awali dengan bersyukur kepada Allah Jalla wa 'Alā atas segala nikmat dan karunia yang Allah berikan dan Allah limpahkan kepada kita.. Nikmat yang tidak mungkin kita bisa hitung.. Nikmat yang senantiasa menyapa setiap derap langkah kita. Dan Allah meminta kita untuk bersyukur kepada-Nya.
👉 Dan nikmat yang harus kita syukuri secara khusus adalah:
⑴ Nikmat īmān
⑵ Nikmat Islām
⇛ Dua nikmat yang merupakan kunci kebahagiaan di dunia kita dan di akhirat kita.
Selanjutnya, marilah kita haturkan shalawat kita dan salam kita kepada qudwah kita, Nabi besar Muhammad shallallāhu 'alaihi wasallam beserta para keluarga beliau, para sahabat-sahabat beliau, dan orang-orang yang istiqamah berjalan di bawah naungan sunnah beliau sampai hari Kiamat kelak.
👉 Kita akan berbicara tentang sebuah fenomena yang sangat booming di tengah-tengah kita. Fenomena yang tidak memandang segmen dan batas usia: tua-muda, miskin-kaya, anak muda, bapak-bapak, [dan] ibu rumah tangga menggandrungi fenomena ini.
👉 Kita akan berbicara tentang:
Adab dan Hukum yang Berkaitan dengan Sosial Media.
Dalam kamus bahasa Indonesia:
⇛ Media itu berarti alat atau sarana komunikasi, perantara, penghubung.
⇛ Sosial artinya berkenaan dengan masyarakat.
Oleh karena itu, dari sisi bahasa di atas, medsos (media sosial) bermakna: sarana berkomunikasi dan berbagi.
Sehingga, hampir semua media (medsos-medsos) tersebut memiliki istilah sharing yang mereka tawarkan, karena memang itulah makna dasar dari dunia yang akan kita bahas sebentar lagi.
⇛ Istilah lain dari media sosial adalah jejaring sosial, (yaitu) jaringan atau jalinan hubungan secara online di internet.
Jadi, yang kita gunakan adalah media yang berbasis internet.
Rasanya, kita kurang tertarik untuk mendengarkan, tapi penting untuk kita menududukkan masalah.
Kenapa demikian? Karena, kalau kita baca definisi di atas, maka fenomena sosmed ini, semakin membuat kita beriman kepada Allah dan Rasul-Nya.
⇛ Fenomena sosmed seharusnya membuat seorang mukmin:
√ Semakin rajin ke masjid.
√ Semakin semangat mengikuti sunnah Rasul shallallāhu 'alaihi wasallam.
√ Semakin "sami'na wa atha'na".
√ Semakin tidak membantah apabila dikasih perintah atau larangan dari Allah dan Rasul-Nya.
√ Semakin tidak suka mendebat firman-firman Allah dan hadits-hadits Nabi shallallāhu 'alaihi wasallam.
Kenapa demikian? Karena, 15 (lima belas) abad yang lalu, dalam hadits riwayat Imam Ahmad, Nabi menjelaskan bahwa salah satu tanda-tanda hari Kiamat, fenomena yang menunjukkan kiamat semakin dekat, beliau menyatakan:
إِنَّ بَيْنَ يَدَيْ السَّاعَةِ تَسْلِيمَ الْخَاصَّةِ وَفُشُوَّ التِّجَارَةِ وَقَطْعَ الْأَرْحَامِ وَشَهَادَةَ الزُّورِ وَكِتْمَانَ شَهَادَةِ الْحَقِّ وَظُهُورَ الْقَلَمِ
“Sesungguhnya pengkhususan salam hanya untuk orang-orang tertentu saja, maraknya perdagangan, (banyaknya) pemutusan tali silaturahmi, (banyaknya) persaksian palsu, (banyaknya) penyembunyian persaksian yang benar, dan bermunculannya pena (tersebarnya karya tulis) akan terjadi menjelang terjadinya hari Kiamat.” (HR. Imam Ahmad)
Kalimat « ظهور القلم », secara bahasa kita terjemahkan "tersebarnya pena" (tampilnya pena).
Ulama menjelaskan bahwa media komunikasi dan tulisan itu tersebar dengan masif sebelum hari Kiamat datang. Dan salah satunya, medsos yang sedang kita bahas dan sedang kita gunakan dalam kehidupan sehari-hari.
Lima belas abad yang lalu, Nabi shallallāhu 'alaihi wasallam mengatakan bahwa fenomena medsos ini pasti akan terjadi, tapi dengan bahasa Nabi, dengan bahasa klasik.
Lima belas abad yang lalu, Nabi tidak mengatakan:
"Ada sosmed loh, pokoknya nanti antum-antum pakai WhatsApp." Tidak!
Atau, "Punya account di Facebook," tidak!
Tapi, Nabi menggunakan bahasa klasik dan substansinya sama: ظهور القل.
Artinya, pena-pena itu akan tampil, akan tersebar. Artinya, tulisan-tulisan, artikel-artikel, comment-comment itu cepat banget tersebarnya di tengah-tengah dunia ini.
Tulisan-tulisan tersebar tanpa batas, sekarang, secara masif. Dan Nabi mengatakan 15 (lima belas) abad yang lalu, "..Pena dan tulisan itu akan tersebar," tampil dan menguasai dunia.
Lima belas abad yang lalu dan yang berbicara ummiy, [yaitu –ed.] tidak bisa baca dan tidak bisa tulis, shallallāhu 'alaihi wasallam.
Makanya, tadi saya katakan, orang yang mengerti hadits di atas dan fenomena yang tersebar pada hari ini, dia harus semakin beriman kepada Rasulullah shallallāhu 'alaihi wasallam:
⇛ Kalau Nabi shallallāhu 'alaihi wasallam tepat dalam menjelaskan fenomena sosmed ini, maka Nabi pasti tepat juga ketika berbicara tentang adzab kubur.
⇛ Kalau ucapan Nabi terbukti ketika berbicara tentang pena dan tulisan akan berkembang dan akan tersebar sebelum terjadinya hari kiamat, maka:
√ Ketika beliau berbicara tentang fitnah kubur, maka itu akan terjadi.
√ Ketika Nabi berbicara tentang pertanyaan dalam kubur, maka itu pasti akan terjadi.
√ Ketika Nabi katakan bahwa kita akan dibangkitkan dalam kondisi telanjang bulat, maka itu akan terjadi.
√ Ketika Nabi shallallāhu 'alaihi wasallam mengatakan bahwa kita akan berhadapan dengan Allah tanpa penerjemah, tanpa tim legal (pengacara), maka itu pasti akan terjadi.
√ Ketika Nabi shallallāhu 'alaihi wasallam mengatakan, "..Kaki seorang hamba tidak akan beranjak dari sisi Allah sampai dia ditanya tentang empat perkara," maka pasti itu akan terjadi.
⇛ Iman kita kepada Rasulullah shallallāhu 'alaihi wasallam harus bertambah, karena sosok ini tidak pernah bohong.
Ketika beliau mengatakan neraka, pasti ada neraka itu.
Sebagaimana beliau menjelaskan tentang tanda-tanda hari Kiamat yang tidak pernah ada sama sekali di kehidupan beliau, dan sekarang kita buktikan sendiri.
صدق رسول الله صلى الله عليه وسلم
.
____________________________
🌍 BimbinganIslam.com
Senin, 23 Muharram 1438 H / 24 Oktober 2016 M
👤 Ustadz Nuzul Dzikri, Lc.
📔 Materi Tematik | Adab dan Hukum Di Sosial Media (Bagian 01)
⬇ Download Audio: bit.ly/BiAS-NZ-Sosmed-01
Info Program Cinta Sedekah Bulan ini :
1. Pendirian Rumah Tahfidz di 5 Kota
2. Membantu Operasional Radio Dakwah di 3 Kota
📦 Salurkan Infaq terbaik anda melalui
| Bank Syariah Mandiri Cab. Cibubur
| No. Rek : 7814500017
| A.N : Cinta Sedekah (infaq)
| Konfirmasi Transfer :
+62878-8145-8000
Hidup Berkah dengan Cinta Sedekah
🌎 www.cintasedekah.org
📺 youtu.be/P8zYPGrLy5Q
------------------------------------------
Belum ada tanggapan untuk "Adab dan Hukum di Media Sosial (01)"
Posting Komentar