Ahad siang, 6 Shafar 1438 H
_
#ADAB_DAN_HUKUM_DI_SOCIAL_MEDIA (03)
_
السلام عليكم ورحمة الله وبركاته
.
Bapak-bapak, ibu-ibu, rekan-rekan, ikhwān, dan akhawāt yang saya muliakan..
⑵ Point kedua adalah: HISAB.
Sebelum kita:
√ memberikan comment,
√ memposting sebuah gambar atau meng-upload sebuah video,
√ men-share sebuah artikel atau men-copy dan paste,
maka perlu dicamkan bahwa:
√ setiap yang kita tulis,
√ gambar yang kita posting,
√ video yang kita upload,
akan dihisab oleh Allah Subhānahu wa Ta'ālā semuanya, tanpa terkecuali.
Huruf-hurufnya akan dihisab oleh Allah Subhānahu wa Ta'ālā.
مَّا يَلْفِظُ مِن قَوْلٍ إِلَّا لَدَيْهِ رَقِيبٌ عَتِيدٌ
"Dan apapun yang keluar dari lisanmu, akan dicatat oleh malaikat Raqib dan Atid." (QS. Qāf: 18)
⇛ Apapun yang Anda katakan dan dikiaskan apapun yang Anda tuliskan di sosmed tersebut, semuanya akan dicatat, dan akan dihisab oleh Allah.
✔️ Allah akan tanya semua artikel yang kita tulis, artikel yang kita copy-paste, yang kita share, yang kita berikan pada pihak lain.
✔️ Kalau kita comment, comment kita akan dihisab oleh Allah.
✔️ Kalau kita membahas sebuah masalah di grup kita: masalah dakwah, masalah politik, masalah ekonomi pada saat ini, semuanya akan dihisab oleh Allah Subhānahu wa Ta'ālā.
Dan semuanya akan tercatat rapi dibuku para malāikat. Bukankah Allah berfirman dalam surah Al-Infithār, ayat 12:
يَعْلَمُونَ مَا تَفْعَلُونَ
"Para malaikat-malaikat itu tahu apa yang engkau ucapkan."
√ Tahu apa yang Anda posting.
√ Tahu apa yang Anda upload.
√ Tahu apa yang Anda sampaikan kepada pihak lain.
Walaupun, mungkin, tidak pakai nama kita, tapi malaikat tahu kita pakai nama samaran. Lalu kita serang orang, kita jelek-jelekan, kita buat rusuh, [maka] para malaikah tahu. Maka camkan baik-baik, pikirkan matang-matang!
Makanya, Imam An-Nawawi mengatakan, "Jangan comment kecuali kita tahu ini bermanfaat bagi kita."
Kalau kita ragu, diam! Nabi shallallāhu 'alaihi wasallam mengatakan:
مَنْ صَمَتَ نَجَا
"Barang siapa yang diam, dia akan selamat." (HR. At-Tirmidzi no. 2425 [versi Maktabah Al-Ma'arif no. 2501])
Apalagi ini zaman fitnah. Semakin banyak comment, semakin banyak hisab kita pada hari Kiamat. Semakin banyak kita aktif, apalagi tidak ada manfaatnya sama sekali, akan semakin banyak pertanyaan-pertanyaan Allah kepada kita.
Maka, camkan baik-baik, semua akan dihisab! Semuanya, tanpa terkecuali.
⇛ Simbol-simbol yang kita berikan akan dihisab.
√ Kalau ada orang yang sakit hati gara-gara ucapan kita di sosmed, kita akan dihisab oleh Allah.
√ Kalau ada kesalahan yang kita berikan, kita akan dihisab oleh Allah.
√ Ada data yang tidak valid, kita akan dihisab oleh Allah.
Tidak ada yang gratis di sosmed, sampai hisabnya diperhitungkan. Walaupun antum dapat wifi gratis, tapi semua ucapan antum tidak ada gratisnya. Semua dihitung oleh Allah Subhānahu wa Ta'ālā.
Maka, hati-hati dalan masalah ini. Semua member-nya, admin-nya, menjadi pemegang kuncinya.
Ada yang punya Facebook, semakin banyak follower, tanggung jawab kita semakin besar dihadapkan Allah. Semua dihisab.
Ada orang punya follower di Twitter, misalnya, 500 ribu orang atau 2 juta orang. Begitu dia menyampaikan yang salah dan itu diimani (diyakini) atau diterima oleh 2 juta, semuanya akan menyalahkan dia pada hari Kiamat kelak.
Semua akan dihisab oleh Allah!
⑶ Point ke tiga: NIAT
👉 Ketika kita masuk ke dunia ini, niatkan karena Allah. Niatkan untuk menjalin silaturahim.
Jadi, ketika kita buat grup keluarga, niatnya silaturahim, itu dapat pahala.
Kaidah fiqih mengatakan:
الوسائل لها أحكام المقاصد
"Sarana dihukumi sama dengan tujuan."
Jadi, ketika kita buat grup keluarga atau kita berteman di Facebook dengan keluarga besar, niatnya silaturahim, akan dapat pahala silaturahim.
Ketika kita membuat grup yang tujuannya untuk menjaga ukhuwah Islāmiyah, karena Allah berfirman:
إِنَّمَا الْمُؤْمِنُونَ إِخْوَةٌ
"Sesungguhnya umat Islam itu saling bersaudara." (QS Al Hujurāt :10)
Maka, kita dapat pahala ukhuwah Islamiyah.
Niat itu penting:
إِنَّمَا الأَعْمَالُ بِالنِّيَّاتِ,
"Sesungguhnya amal ibadah itu tergantung niatnya."
👉 Jadi, hadirkan niat untuk dakwah:
√ Saya tidak bisa ceramah, Ustadz.
√ Saya tidak punya ilmu.
√ Saya tidak bisa membuat artikel.
Tapi, saya bisa men-share tulisan-tulisan ustadz-ustadz yang mengajarkan sunnah Nabi shallallāhu 'alaihi wasallam kepada beberapa grup yang saya buat. Itu niatnya!
👉 Tapi, kalau niatnya hanya seru-seruan, kumpul-kumpul saja, lalu nanti kopdar, dan kopdar pun tidak ada unsur ibadah, unsur taqarrub, tidak ada suasana amal shalih, ingatlah kita akan dihisab oleh Allah.
Dan sekali lagi, ini fatal. Karena kalau di dunia nyata saya berbicara dengan satu orang, tapi kalau sudah pakai medsos, dia akan copy-paste ucapan saya, dia akan sebar lagi ke sepuluh orang, dua puluh orang, lima belas orang, tiga puluh orang, seratus orang.
Iya kalau benar, kalau salah?
Sekarang, main copy-paste.. copy-paste.. copy-paste.. hati-hati, ngeri!
Pembicaraan kita difoto, lalu dikirim lagi ke beberapa grup. Inikah Si Fulān yang bilang begini? Akhirnya, banyak yang marah, lalu dosa kita banyak sekali.
👉 Apabila kita sedang ngomong begini, kemudian saya salah ngomong, lalu lima menit kemudian saya minta maaf. Saya mengatakan, "Mohon maaf itu yang saya omongkan tadi tolong dihapus ya," selesai!
👉 Tapi kalau saya masukkan sebuah foto di sebuah grup atau di Facebook satu menit, kemudian foto itu bisa ada di Dubai, di New York, di Sydney, di Surabaya, di Irian Jaya. Itu tidak terkontrol, tidak bisa antum keluarkan (menarik foto itu lagi).
👉 Apalagi sekarang, wanita-wanita yang terbuka auratnya. Ketika dia selfie, lalu dia upload fotonya di Facebook-nya, kemudian tahun depan dia taubat, fotonya masih ada atau tidak? Bisa beredar terus fotonya.
👉 Maka, pikirkanlah 1000 kali untuk menaruh sesuatu di media sosial (medsos). Ini tidaklah mudah.
Bisa jadi shalat kita, puasa kita, dzikir kita hancur gara-gara medsos yang kita gandrungi selama ini.
👉 Maka niatlah yang benar!
√ Setiap ada apa-apa, niat saya ikhlas atau tidak?
√ Setiap kasih comment, niat saya ikhlas apa tidak?
√ Setiap cop-paste, niat saya ikhlas atau tidak?
√ Setiap buat grup, niat saya ikhlas atau tidak?
√ Setiap mencantumkan artikel atau kata-kata mutiara, niat kita ikhlas atau tidak?
√ Ketika (misalnya) kita membuat status, niat kita ikhlas atau tidak?
إِنَّمَا الأَعْمَالُ بِالنِّيَّاتِ
"Sesungguhnya amal ibadah itu tergantung niatnya."
⇛ Kalau niat kita ikhlas, ini lumbung pahala yang begitu luar biasa.
⇛ Tapi kalau keliru, habislah kita.
___________
🌍 BimbinganIslam.com
Rabu, 25 Al-Muharram 1438 H / 26 Oktober 2016 M
👤 Ustadz Nuzul Dzikri, Lc.
📔 Materi Tematik | Adab dan Hukum di Social Media (Bagian 03)
⬇ Download Audio: bit.ly/BiAS-NZ-SosMed-03
-----------------------------------
Info Program Cinta Sedekah Bulan ini :
1. Pendirian Rumah Tahfidz di 5 Kota
2. Membantu Operasional Radio Dakwah di 3 Kota
📦 Salurkan Infaq terbaik anda melalui
| Bank Syariah Mandiri Cab. Cibubur
| No. Rek : 7814500017
| A.N : Cinta Sedekah (infaq)
| Konfirmasi Transfer :
+62878-8145-8000
Hidup Berkah dengan Cinta Sedekah
🌎 www.cintasedekah.org
📺 youtu.be/P8zYPGrLy5Q
------------------------------------------
Belum ada tanggapan untuk "Adab dan Hukum di Media (03): Ingat Hisab (Perhitungan Catatan Amal) di Akhirat dan Niatkan karena Allah"
Posting Komentar