Ahad pagi, 19 Syawwâl 1437 H
_
KITÂB AL-JÂMI' (05), HADITS KE-3 (02):
HAKEKAT KEBAIKAN DAN DOSA (BAGIAN 2)
السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ
.
Kita masuk pada halaqah yang ke-5, masih bersama hadits:
عَنِ النَّوَّاسِ ابْنِ سَمْعَانَ رضي اللّه عنه قَالَ سَأَلْتُ رَسُوْلَ اللّهِ صلّى اللّه عليه وسلّم عَنِ الْبِرِّ وَ اْلأِثْمِ فَقَالَ اَلْبِرُّ حُسْنُ الْخُلُقِ وَ اْلأِثْمُ مَا حَاكَ فِى صَدْرِكَ وَكَرِهْتَ أَنْ يَطَّلِعَ عَلَيْهِ النَّاسُ (أخرجه مسلم)
Dari Shahabat An-Nawās bin Sam'ān radhiyallāhu Ta'ālā 'anhu, dia berkata:
Aku bertanya kepada Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wasallam tentang kebajikan dan tentang dosa. Beliau bersabda, "Kebajikan adalah akhlaq yang mulia, dan dosa adalah apa yang membuat hatimu gelisah dan engkau tidak suka kalau orang-orang melihat apa yang engkau lakukan tersebut." (HR. Muslim no. 4632 [versi Syarh Muslim no. 2553])
Telah kita bahas pada pertemuan sebelumnya tentang makna "al-birru husnul khuluq (kebajikan adalah akhlaq yang mulia)".
Dan pada kesempatan kali ini, kita akan membahas potongan hadits yang ke-2, yaitu tentang "Dosa".
وَاْلأِثْمُ مَا حَاكَ فِى صَدْرِكَ وَكَرِهْتَ أَنْ يَطَّلِعَ عَلَيْهِ النَّاسُ
"Dosa adalah apa yang menggelisahkan engkau di hatimu dan engkau tidak suka jika orang-orang melihat kau melakukannya."
⇒ Hadits ini menjelaskan tentang barometer untuk mengenal dosa. Tentunya, dosa-dosa adalah melakukan hal-hal yang dilarang oleh Allāh Subhānahu wa Ta'āla.
👉 Untuk mengenal dosa, kita bisa melihat dengan mempelajari Al-Qurān dan sunnah-sunnah Nabi shallallāhu 'alayhi wasallam:
■ Apa yang dilarang oleh Allāh dalam Al-Qurān, maka itu adalah dosa.
■ Apa yang dilarang oleh Nabi shallallāhu 'alayhi wasallam dalam hadits-haditsnya, maka itu adalah dosa.
👉 Namun terkadang, ada perkara yang kita lakukan yang kita tidak sempat untuk melihat/mengecek dalilnya, atau kita tidak tahu dalilnya, tetapi tatkala kita hendak melakukannya, muncul kegelisahan dalam dada kita dan ketidaktenangan dalam hati kita tatkala kita hendak melakukannya. Ingatlah, ini merupakan ciri dosa.
👉 Karena dalam hadits ini, Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wasallam menyebutkan barometer dan indikator untuk mengenal dosa. Beliau menyebutkan 2 ciri, yaitu:
⑴ Menjadikan dadamu gelisah
⑵ Engkau tidak suka untuk dilihat oleh orang lain
👉 Kalau Anda melakukan suatu perkara, kemudian Anda merasa tenang, hati tidak merasa gelisah, dan kalau orang lain tahu pun tidak jadi mengapa, maka ini bukan dosa.
👉 Tapi tatkala Anda melakukan sesuatu, kemudian ternyata hati Anda gelisah atau tidak tenang dan tidak ingin orang lain (tetangga/sahabat/istri atau ustadz kita) tahu, maka ini merupakan ciri dosa. Maka berhati-hatilah. Dan sebaiknya kita meninggalkan perkara yang menimbulkan ketidaktenangan tersebut.
👉 Namun ingat, kata para ulama, hadits (sabda Nabi shallallāhu 'alayhi wasallam) ini berkaitan dengan orang yang hatinya masih sesuai dengan fitrah, bukan orang-orang yang melakukan kemaksiatan yang fitrahnya sudah rusak, yang membanggakan kemaksiatan-kemaksiatan yang mereka lakukan, tidak punya malu.
⇒ Tentu hadits ini tidak berlaku bagi mereka, seperti:
• Orang-orang yang memamerkan aurat mereka.
• Orang-orang yang minum khamar di hadapan banyak orang.
• Orang-orang yang bangga dengan kejahatan-kejahatan atau maksiat-maksiat yang mereka lakukan.
• Orang-orang yang terkadang men-shooting diri mereka tatkala mereka sedang bermaksiat, sedang berzina, lalu mereka sebarkan di dunia-dunia maya.
Ini semua tidak berlaku bagi mereka di sini, karena fitrah mereka telah rusak. Adapun hadits ini berlaku untuk orang yang masih punya rasa malu, yang fitrahnya masih baik.
👉 Maka, untuk mengenal dosa atau tidak, maka dia memiliki 2 ciri/indikator:
⑴ Hatinya tidak tenang
⑵ Dia tidak suka kalau ada orang yang melihatnya
👉 Oleh karenanya, ikhwan-akhawat sekalian yang dirahmati Allāh Subhānahu wa Ta'āla, sebagian ulama menjadikan hadits ini sebagai dalil bahwasanya dosa itu pasti mendatangkan kegelisahan. Sebagaimana penjelasan Ibnu Al-Qayyim rahimahullāhu Ta'āla:
◆ Barangsiapa yang bermaksiat kepada Allāh Subhānahu wa Ta'āla, pasti dia gelisah, pasti dia tidak tenang. Sebagaimana kalau orang yang mengingat Allāh:
ِ ۗأَلَا بِذِكْرِ اللَّهِ تَطْمَئِنُّ الْقُلُوبُ
"Ketahuilah, dengan mengingat Allāh maka hati menjadi tenang. (QS. Ar-Ra'du: 28)
◆ Maka kebalikannya, kalau lupa dan maksiat kepada Allāh, maka pasti mendatangkan kegelisahan dan gundah gulana, hatinya tidak tenang dan tidak tentram sampai dia bertaubat kepada Allāh Subhānahu wa Ta'āla.
Semoga Allāh Subhānahu wa Ta'āla menjauhkan kita dari segala dosa. Dan semoga Allah menjadikan kita hamba-hamba yang tawwābīn, yaitu jika kita berdosa, segera kita bertaubat kepada Allāh Subhānahu wa Ta'āla.
Demikianlah.
وبالله التوفيق والهداية
.
Sampai bertemu pada halaqah berikutnya.
السلام عليكم ورحمة الله وبركاته
.
Dari Firanda,
Rekamannya di Mekkah.
______________________________
🌍 BimbinganIslam[dot]com
Senin, 13 Syawwal 1437 H / 18 Juli 2016 M
👤 Ustadz Firanda Andirja, M.A.
📗 Kitābul Jāmi' | Bulūghul Marām
🔊 Hadits ke-3 | Hakekat Kebaikan dan Dosa (Bagian 2)
〰〰〰〰〰〰〰〰〰
📦Donasi Operasional & Pengembangan Dakwah Group Bimbingan Islam
| Bank Mandiri Syariah
| Kode Bank 451
| No. Rek : 7103000507
| A.N : YPWA Bimbingan Islam
| Konfirmasi Transfer : +628-222-333-4004
📮Saran Dan Kritik
Untuk pengembangan dakwah group Bimbingan Islam silahkan dikirim melalui
SaranKritik@bimbinganislam[dot]com
Belum ada tanggapan untuk "Kitabul Jami (05): Hakikat Kebaikan dan Dosa (02)"
Posting Komentar