Pages

Senin, 28 Desember 2015

JODOH 1 (35): Ciri-Ciri Orang Munafik

Malam Selasa, 17 Rabi'ul Awwal 1437 H 
_  
PROGRAM Just One Day One Hadith 
✒️ Ustadz Ridwan Arifin, Lc.

• Faidah Hadits 35 | Ciri-Ciri Orang Munafik
Ustadz Fathul Ulum, Lc.
⬇️ Download Audio
https://www.dropbox.com/s/sep8boahq943qim/Fawaid%20hadits%2035.mp3?dl=0
—---------------------------- \
Faidah Hadits ke-35 

الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله وعلى آله وصحبه أجمعين، أما بعد

Rasulullah ﷺ bersabda:

آية المنافق ثلاث إذا حدث كذب وإذا وعد أخلف وإذا ائتمن خان
Ciri-ciri orang munafik ada tiga; apabila berkata, berdusta; dan apabila berjanji, mengingkari; dan apabila diberi amanah ia berkhianat.” (Hadits shahih, riwayat Al-Bukhari dan Muslim. Lihat Shahiih al-Jaami’ no. 16) 

Faidah hadits:

Hadits di atas, selain menerangkan sifat-sifat yang dikategorikan sebagai bentuk nifaq, juga menegaskan akan pentingnya bersifat jujur, tepat janji, dan amanah, yang merupakan kebalikan dari sifat nifaq di atas.

Sifat nifaq merupakan penyakit hati, di mana hanya si pelaku yang tahu dan sadar akan hal tersebut. Bila ia hinggap di dalam hati seseorang, maka ia akan merusak orang tersebut dan juga orang yang ada di sekitarnya.

Mengingat akan bahaya sifat nifaq yang begitu besar bagi kehidupan manusia, Allah Ta'ala (dengan rahmat-Nya kepada kaum mukminin) memberitahukan kepada hamba-Nya melalui lisan Rasul-Nya shallallahu 'alaihi wasallam akan sifat orang-orang yang dihinggapi penyakit nifaq, sehingga mereka bisa mengambil langkah-langkah pencegahan sebelum mereka dirusak oleh sifat tersebut.

Dahulu, orang munafik benar-benar menyembunyikan sifatnya (khawatir bila diketahui khalayak ramai), namun melihat kondisi manusia yang kian waktu kian menjauh dari petunjuk Allah dan Rasulullah ﷺ , sifat ini semakin nampak atau bahkan sengaja ditampakkan. Allahul musta'an. Bila demikian halnya, maka tugas kita bukanlah menghukumi bahwa si fulan munafik, akan tetapi tugas kita adalah berdoa meminta perlindungan kepada Allah agar terjauh dari sifat nifaq tersebut.

اللهم اهدنا لأحسن الأخلاق لا يهدي لأحسنها إلا أنت واصرف عنا سيئها لا يصرف عنا سيئها إلا أنت.
والله تعالى أعلم.
سبحانك اللهم وبحمدك أشهد أن لا إله إلا أنت أستغفرك وأتوب إليك.
وصلى الله وسلم على نبينا محمد وعلى آله وصحبه أجمعين.


✒️ Ustadz Ridwan Arifin, Lc.

@ Program Just One Day One Hadith
TELEGRAM_jodoh https://goo.gl/Kg2eJS
═════════ ❁💖❁ ═════════
Saran atau Kritik silahkan sampaikan kepada kami melalui WhatsApp berikut:
• JODOH center : +6285707774616
—-------------------
Donasi Operasional & Pengembangan Program Just One Day One Hadith

| BJB Syariah Cabang Bogor
| No Rek :0040101002233
| A. N Yayasan BISA (JODOH)
| kode bank 425
| Konfirmasi Transfer : +6285707774616




JODOH 1 (34): Di Antara Tanda Baiknya Islam Seseorang

Malam Selasa, 17 Rabi'ul Awwal 1437 H 
_  
PROGRAM Just One Day One Hadith 
✒️ Ustadz Nur Fajri Ramadhan hafizhahullah

• Faidah Hadits 34 | Di Antara Kebaikan Islam Seseorang
Ustadz Fathul Ulum, Lc.
⬇️ Download Audio
https://www.dropbox.com/s/zzvh8uefoduve10/Fawaid%20hadits%2034.mp3?dl=0
—---------------------------- 
Faidah Hadits ke-34 

الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله وعلى آله وصحبه أجمعين، أما بعد

ﻣﻦ ﺣﺴﻦ ﺇﺳﻼﻡ ﺍﻟﻤﺮﺀ ﺗﺮﻛﻪ ﻣﺎ ﻻ ﻳﻌﻨﻴﻪ.

Di antara tanda baiknya keislaman seseorang ialah meninggalkan perkara yang tidak berguna baginya.” (Hadits shahih, riwayat At-Tirmidzi)

Sekalipun kaum muslimin jumlahnya jutaan, tidak ada yang menyangkal bahwa kualitas keislaman mereka tidaklah sama. Parameter penentuan kualitas tersebut juga beragam. Anda mungkin akan menebak bahwa kedisiplinan mengerjakan ibadah wajib adalah salah satunya. Sebagian lain akan mengatakan bahwa konsistensi meninggalkan dosa juga termasuk penentu baik-tidaknya keislaman. Semua benar. Namun, siapa sangka bahwa “meninggalkan yang tidak bermanfaat” juga merupakan salah satu patokan utama kualitas keislaman seseorang?

Imam An-Nawawi memasukkan hadits di atas dalam masterpiece beliau, Al-Arba’in, tidak lain karena ia merupakan kaidah emas untuk sukses dalam kehidupan.

Dalam Al-Quran juga banyak ayat-ayat yang senada dengan hadits ini, seperti firman-Nya,

Tidak ada kebaikan pada pembicaraan mereka, kecuali yang menganjurkan bersedekah, berbuat baik, atau mendamaikan sesama manusia.” (QS. 4: 114)

Meninggalkan yang tidak bermanfaat sama dengan meninggalkan yang haram, sebab ia akan menjerumuskan pelakunya ke neraka. Ia berbahaya, sangat berbahaya. Ia juga bermakna meninggalkan yang makruh, karena meski bila dikerjakan tidak mengapa, namun menyiakan kesempatan memperoleh pahala dengan meninggalkannya.

Meninggalkan yang tidak berguna bahkan mencakup hal-hal yang mubah;
✖️ Membaca berita boleh-boleh saja, tapi ketika sudah melewati batas kewajaran, ia tak lagi berguna. Tinggalkanlah!
✖️ Berbincang dengan kolega mubah hukumnya, namun bila sudah terlalu banyak tanpa maslahat, ia tidak lagi berguna. Tinggalkanlah!

Sebaliknya, semua hal yang berguna bagi seseorang, hendaknya ia bersemangat mengerjakannya, jangan sampai ia tinggalkan, seperti ibadah wajib dan sunnah, belajar, meraih prestasi, membaca artikel, dan berdiskusi yang bermanfaat di dunia atau akhirat, dan seterusnya. Waktu kita terbatas, sementara kebaikan tidak terbatas. Jangan sampai tersibukkan dan terlalaikan.

Sekali-kali tidak! Manusia belumlah melaksanakan semua yang Allah perintahkan.” (QS 80: 23)

والله تعالى أعلم.
سبحانك اللهم وبحمدك أشهد أن لا إله إلا أنت أستغفرك وأتوب إليك.
وصلى الله وسلم على نبينا محمد وعلى آله وصحبه أجمعين.
.

✒️ Ustadz Nur Fajri Ramadhan hafizhahullah

@ Program Just One Day One Hadith
TELEGRAM_jodoh https://goo.gl/Kg2eJS
═════════ ❁💖❁ ═════════
Saran atau Kritik silahkan sampaikan kepada kami melalui
WhatsApp 📱berikut:
JODOH center : +6285707774616
—-------------------
Donasi Operasional & Pengembangan Program Just One Day One Hadith

| BJB Syariah Cabang Bogor
| No Rek :0040101002233
| A. N Yayasan BISA (JODOH)
| kode bank 425
| Konfirmasi Transfer : +6285707774616





JODOH 1 (33): Mencaci Seorang Muslim adalah Kefasikan, dan Membunuhnya adalah Kekufuran

Malam Selasa, 17 Rabi'ul Awwal 1437 H 
_  

PROGRAM Just One Day One Hadith 
✒️ Ustadz Riki, Lc.

• Faidah Hadits 33 | Mencaci-maki Seorang Muslim adalah Kefasikan 
Ustadz Fathul Ulum, Lc.
⬇️ Download Audio
https://www.dropbox.com/s/uc253q3qq0rw4v1/Fawaid%20hadits%2033.mp3?dl=0

—---------------------------- 

Faidah Hadits ke-33 

الحمد لله و الصلاة و السلام على رسول الله و على آله و صحبه و من تبعهم أجمعين. أما بعد،

قال رسول الله صلى الله عليه و سلم : سباب المسلم فسوق و قتاله كفر
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda, "Mencela seorang muslim adalah kefasikan dan membunuhnya adalah kekufuran."


Penjelasan Hadits

Hadits ini menunjukkan tentang besarnya hak yang dimiliki oleh seorang muslim, sehingga darah, harta, dan kehormatannya haram untuk diambil dan dijatuhkan tanpa jalan yang diperbolehkan oleh syariat.

• Disebutkan dalam hadits tersebut bahwa mencela seorang muslim adalah perbuatan fasik. Makna "fasik" dalam istilah syariat adalah keluar dari ketaatan kepada Allah dan Rasul-Nya.

• Sedangkan, membunuh seorang muslim, maka itu merupakan perbuatan dosa besar. Adapun penyebutan "kekufuran" di dalam hadits tersebut, bukanlah maknanya "keluar dari islam". Namun, penyebutan itu adalah bentuk penekanan atas besarnya dosa yang dilakukan.

Wallahu ta'ala a'lam.

و صلى الله على نبينا محمد و على آله و صحبه و سلم.

والله تعالى أعلم.

سبحانك اللهم وبحمدك أشهد أن لا إله إلا أنت أستغفرك وأتوب إليك.

وصلى الله وسلم على نبينا محمد وعلى آله وصحبه أجمعين.
.

✒️ Ustadz Riki, Lc.

@Program_JODOH

TELEGRAM_jodoh https://goo.gl/Kg2eJS

═════════ ❁💖❁ ═════════

Saran atau Kritik silahkan sampaikan kepada kami melalui WhatsApp berikut:
•  JODOH center : +6285707774616

—-------------------

Donasi Operasional & Pengembangan Program Just One Day One Hadith

| BJB Syariah Cabang Bogor
| No Rek :0040101002233
| A. N Yayasan BISA (JODOH)
| kode bank 425
| Konfirmasi Transfer : +6285707774616




JODOH 1 (32): Dua Rakaat Sebelum Shubuh, Lebih Baik daripada Dunia dan Seisinya

Malam Selasa, 17 Rab'ul Awwal 1437 H
PROGRAM Just One Day One Hadith 
✏️ Ustadz Nur Fajri Ramadhan hafizhahullah

• Faidah Hadits 32 | Keutamaan Dua Rakaat Sebelum Fajar
Ustadz Fathul Ulum, Lc.
⬇️ Download Audio
https://www.dropbox.com/s/lrdhzwpqcfleacd/Fawaid%20hadits%2032.mp3?dl=0

—---------------------------- 
Faidah Hadits ke-32

الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله وعلى آله وصحبه أجمعين، أما بعد

ﺭﻛﻌﺘﺎ ﺍﻟﻔﺠﺮ ﺧﻴﺮ ﻣﻦ ﺍﻟﺪﻧﻴﺎ ﻭﻣﺎ ﻓﻴﻬﺎ
"Dua rakaat shalat fajar (qabliyah shubuh) lebih baik daripada dunia dan seisinya.” (HR. Muslim, At-Tirmidzi, dan An-Nasai)

• Maukah Anda mengerjakan suatu pekerjaan ringan dalam tempo 2 menit namun honornya adalah mobil mewah?
• Tidakkah Anda tergiur jika ada tawaran kerja yang menawarkan gaji bulanan berupa 30 rumah mewah?
• Jika Anda masih belum tertarik, bagaimana kalau 30 buah pulau menjadi milik Anda pribadi beserta semua isi, keindahan, dan kenikmatannya?
• Atau, Anda justru tidak percaya ada tawaran “gila” macam itu?

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam mengabarkan kepada kita bahwa Allah ta’ala, Sang Maha Pencipta, Pemilik, dan Pengatur alam semesta akan memberikan kita reward yang lebih istimewa dan lebih bernilai daripada satu planet; bumi beserta seluruh isinya, hanya dengan shalat dua rakaat yang ringan, tidak panjang; kira-kira 3 menit. Setiap harinya jika mengerjakan shalat ini, kita akan diberikan pahala dan balasan yang lebih baik dari dunia dan seisinya. Tidak ada yang mustahil bagi Allah 'Azza wa Jalla, sebab Dia Maha Pemurah dan Berkuasa atas segala sesuatu.

Lebih menarik lagi, shalat ini disunnahkan untuk tidak diperlama temponya.

• Imam Muslim membawakan beberapa riwayat yang menerangkan bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam terkadang membaca satu ayat di masing-masing rakaat; Ayat Kursi di rakaat pertama dan  Ali Imran ayat 64.
• Di lain kesempatan, beliau membaca Al-Baqarah [ayat] 136, lalu di rakaat kedua membaca Ali Imran [ayat] 52.
• Kadangkala, beliau hanya membaca Al-Kafirun di rakaat pertama, kemudian Al-Ikhlash di rakaat kedua. Bahkan, Aisyah sampai menduga bahwa jangan-jangan yang dibaca hanya Al-Fatihah saja, karena betapa singkatnya shalat dua rakaat beliau!

Anda bisa bayangkan, alangkah ruginya orang yang enggan mengerjakan dua rakaat ringan yang lebih baik dari dunia dan seisinya ini. Karena itulah, Aisyah mengatakan bahwa beliau tidak pernah meninggalkan shalat qabliyah shubuh, sebagaimana dalam riwayat Al-Bukhari.

• Para shahabat pun demikian, mereka merasa rugi kalau sampai tidak mengerjakannya. Jika mereka belum sempat mengerjakannya karena sudah iqamat, mereka meng-qadha-nya selepas shalat shubuh.

Imam Abu Dawud mengisahkan bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam pernah melihat seorang shahabat shalat lagi dua rakaat selepas shalat shubuh berjamaah. Nabi pun menegurnya seraya bersabda,

Shalat shubuh hanya dua rakaat.” Shahabat tersebut menjawab, “Aku tadi belum sempat mengerjakan shalat qabliyyah dua rakaat, maka aku mengerjakannya sekarang.” Nabi pun menyetujui tindakannya. 
Wallahul Muwaffiq.

والله تعالى أعلم.

سبحانك اللهم وبحمدك أشهد أن لا إله إلا أنت أستغفرك وأتوب إليك.

وصلى الله وسلم على نبينا محمد وعلى آله وصحبه أجمعين.
.

✒️Ustadz Fajri hafizhahullah 
@Program_JODOH
TELEGRAM_jodoh https://goo.gl/Kg2eJS

═════════ ❁💖❁ ═════════

Saran atau Kritik silahkan sampaikan kepada kami melalui WhatsApp berikut: 
•  JODOH center : +6285707774616

—-------------------

Donasi Operasional & Pengembangan Program Just One Day One Hadith

| BJB Syariah Cabang Bogor
| No Rek :0040101002233
| A. N Yayasan BISA (JODOH)
| kode bank 425
| Konfirmasi Transfer : +6285707774616




Sabtu, 26 Desember 2015

JODOH 1 (31): Seseorang Akan Bersama Orang yang Dicintainya

Malam Ahad, 15 Rabi'ul Awwal 1437 H 
_

PROGRAM Just One Day One Hadith
 ✏️ Ustadz Riki, Lc.

• Faidah Hadits 31 | Seseorang Akan Bersama dengan Orang yang Dicintainya
• Ustadz Fathul Ulum, Lc.
⬇️ Download Audio
https://www.dropbox.com/s/stxgd0t56ng8wc2/Fawaid%20hadits%2031.mp3?dl=0
—----------------------------
Faidah Hadits ke-31

الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله وعلى آله وصحبه أجمعين، أما بعد

قال رسول الله صلى الله عليه و سلم "المرء مع من أحبّ"
Rasulullah shallahu'alaihi wasallam bersabda, "Seseorang akan bersama orang yang dicintainya."

Penjelasan Hadits

• Hadits ini menunjukkan keutamaan mencintai karena Allah.

Maksud hadits tersebut adalah bahwa barangsiapa mencintai seseorang karena ketakwaan dan amal sholeh yang dilakukannya, maka ia akan bersama orang tersebut di akhirat kelak, meskipun ia tidak seperti orang tersebut dalam hal ketakwaan dan amal sholeh yang dikerjakan.

Hal ini menunjukkan bahwa cinta karena Allah adalah merupakan amalan sholeh yang berbentuk amalan hati. Sehingga, Allah memberikan pahala kepada orang yang ada di dalam hatinya rasa cinta tersebut yang menunjukkan adanya niat kebaikan di hatinya.

• Hadits tersebut juga menunjukkan tentang keutamaan mencintai Rasulullah shallahu'alaihi wasallam.

Diriwayatkan oleh Imam Abu Dawud dari Abu Dzar radhiyallahu'anhu bahwa ia berkata,

"Wahai Rasulullah, seseorang mencintai sekelompok kaum, namun ia tidak mampu beramal seperti amalan mereka." Rasulullah shallahu'alaihi wasallam bersabda "Wahai Abu Dzar, engkau akan bersama orang yang engkau cintai." Maka, Abu Dzar berkata, "Aku mencintai Allah dan Rasul-Nya." Lalu, Rasulullah shallahu'alaihi wasallam bersabda, "Engkau akan bersama orang yang engkau cintai." Kemudian, Abu Dzar mengulang perkataanya dan Rasulullah shallahu'alaihi wa sallam pun mengulang perkataan beliau.

Oleh karena itu, Anas bin Malik berkata setelah menyebutkan hadits seperti di atas, "Maka, aku mencintai Rasulullah shallahu'alaihi wasallam, Abu bakar, dan juga Umar radhiyallahu'anhuma. Aku berharap kepada Allah, agar Dia mempertemukanku kepada mereka karena cintaku kepada mereka, meskipun aku tidak beramal seperti amalan mereka."

Semoga Allah jadikan kita orang-orang yang mencintai Allah dan Rasul-Nya, serta mencintai orang-orang sholeh, dan menjadikan kita termasuk ke dalam golongan mereka. Aamiin.

و صلى الله على نبينا محمد و على آله و صحبه و سلم.
والله تعالى أعلم.
سبحانك اللهم وبحمدك أشهد أن لا إله إلا أنت أستغفرك وأتوب إليك.
وصلى الله وسلم على نبينا محمد وعلى آله وصحبه أجمعين.
.

✒️ Ustadz Riki, Lc.

@Program_Jodoh

Saran atau Kritik silahkan sampaikan kepada kami melalui WhatsApp berikut : +6281808194040


JODOH 1 (30): Menuntut Ilmu Syar'i itu Wajib atas Setiap Muslim

Malam Ahad, 15 Rabi'ul Awwal 1437 H 

💖 PROGRAM Just One Day One Hadith 💖
✒️ Ustadz Deden Dimyati hafizhahullah

• Faidah Hadits 30 | Menuntut Ilmu Wajib atas Muslim
• Ustadz Fathul Ulum, Lc.
⬇️ Download Audio
https://www.dropbox.com/s/cd3fwm0j1osjmr7/Fawaid%20hadits%2030.mp3?dl=0
—------------------------
 


Faedah Hadits ke-30


الحمد لله رب العالمين و به نستعين على أمور الدنيا والدين، و الصلاة والسلام على نبينا محمد وعلى آله و صحبه أجمعين. وبعد

Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:

طَلَبُ الْعِلْمِ فَرِيضَةٌ على كل مُسْلِمٍ
Menuntut ilmu itu wajib atas setiap muslim." (Hadits shahih, riwayat Al-Baihaqi dalam Syu'abul Iman)
   
Hadits ini adalah dalil bahwa belajar ilmu agama itu wajib bagi setiap muslim.

Di samping itu, Allah Ta’ala dan Rasul-Nya banyak sekali menyebutkan tentang keutamaan menuntut ilmu, yang seharusnya sebagai seorang muslim, menjadikan dalil-dalil tersebut sebagai penyemangat, lalu berusaha  mengisi waktu-waktunya dengan mempelajari Kitabullah dan hadits-hadits Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam. Sebab, hal itu akan menjadi pedoman hidup seorang hamba yang mengharapkan hidayah dan kebahagiaan di dunia dan akhirat.

Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:

إني قد تركت فيكم شيئين لن تضلوا بعدهما كتاب الله وسنتي
Sesungguhnya aku telah tinggalkan untuk kalian dua pedoman yang kalian tidak akan tersesat setelahnya; Kitabullah dan sunnahku." (HR. Al-Hakim dalam Al-Mustadrak 1/172)

Berikut ini adalah beberapa dalil tentang keutamaan ilmu yang disebutkan di dalam Al-Quran dan As-Sunnah:

1).  Ilmu adalah cahaya

Allah Ta’ala berfirman, “Sesungguhnya telah datang kepadamu cahaya dari Allah dan Kitab yang menerangkan. Dengan Kitab itulah, Allah menunjuki orang-orang yang mengikuti keridhaan-Nya ke jalan keselamatan, dan  Allah mengeluarkan mereka dari gelap gulita kepada cahaya yang terang benderang dengan seizin-Nya, dan menunjuki mereka ke jalan yang lurus." (QS. Al-Maidah: 5-6)

Kedua ayat ini menunjukkan tentang keutamaan ilmu, yang disifatkan sebagai cahaya yang membimbing siapa saja yang mengikuti keridhaan-Nya menuju jalan-jalan keselamatan, berupa jalan yang menyelamatkan seorang hamba dari penyimpangan dan kesesatan, dan mengantarkan seorang hamba menuju keselamatan dunia dan akhirat, mengeluarkan mereka dari kegelapan; kegelapan syirik, bid’ah, kemaksiatan, dan kejahilan menuju kepada cahaya tauhid, ilmu, hidayah, ketaatan, dan seluruh kebaikan.

Oleh karenanya, jika seseorang lebih condong mengikuti hawa nafsunya, gemar melakukan kemaksiatan, yang menyebabkan hatinya menjadi gelap, maka ilmu akan sulit menempati hati yang gelap tersebut, sulit menghafal ayat- ayat Allah dan men-tadabburi-nya, sulit menghafal hadits-hadits Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, memahami dan mengaplikasikan dalam kehidupannya, sebab tidak akan mungkin berkumpul dalam satu hati antara kegelapan maksiat dengan cahaya ilmu. Di antara bait-bait syair yang masyhur dari Imam Asy-Syafi'i tatkala beliau mengadukan tentang buruknya hafalan beliau kepada Imam Waki' bin Jarrah, beliau mengatakan:

شَكَوْتُ إِلَى وَكِيْعٍ سُوْءَ حِفْظِيْ             فَأَرْشَدَنِي إِلَى تَرْكِ المَعَاصِي

وَأَخْبَرَنِي بِأَنَّ العِلْمَ نُوْرٌ
  وَنُوْرُ اللهِ لَا يُؤْتَى لِعَاصِي

Aku mengadukan kepada Waki' [tentang] buruknya hafalanku..
Lalu beliau membimbing aku untuk meninggalkan maksiat..
Beliau mengabarkan kepadaku bahwa ilmu itu adalah cahaya..
Dan cahaya Allah tidak diberikan kepada pelaku maksiat.

2). Ilmu merupakan tanda kebaikan seorang hamba

Ketika seorang hamba diberi kemudahan untuk memahami dan mempelajari ilmu syar’i, itu menunjukkan bahwa Allah menghendaki kebaikan bagi hamba tersebut dan membimbingnya menuju kepada hal-hal yang diridhai-Nya; kehidupannya menjadi berarti, masa depannya cemerlang, dan kenikmatan yang tak pernah dirasakan di dunia pun akan diraihnya. Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: 

من يُرِدْ الله بِهِ خَيْرًا يُفَقِّهْهُ في الدِّينِ
Siapa yang Allah kehendaki kebaikan kepada seorang hamba, maka Ia akan dipahamkan tentang agamnya." (Muttafaqun 'alaihi, dari Mu'awiyah bin Abi Sufyan radhiyallahu 'anhuma)

Dan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:

إِنَّ اللَّهَ عز وجل خَلَقَ خَلْقَهُ في ظُلْمَةٍ فَأَلْقَى عليهم من نُورِهِ فَمَنْ أَصَابَهُ من ذلك النُّورِ اهْتَدَى وَمَنْ أَخْطَأَهُ ضَلَّ
Sesungguhnya Allah 'Azza Wajalla menciptaan makhluk-Nya dalam kegelapan, lalu Allah memberikan kepada mereka dari cahaya-Nya, maka siapa yang mendapatkan cahaya tersebut, maka dia mendapatkan hidayah, dan siapa yang tidak mendapatkannya, maka dia tersesat." (HR. Ahmad 2/176)

Bagi seorang muslim yang yakin dengan nasehat-nasehat Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, tentu saja sangat berkeinginan untuk andil dalam mendapatkan kebaikan yang dijanjikan Allah Ta’ala bagi para penuntut ilmu syar’i tersebut.

Saudaraku muslim! Jadilah orang-orang terbaik yang dimuliakan Allah 'Azza Wajalla, dengan berusaha mempelajari agama Allah dan mengajarkannya. Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:

خَيْرُكُمْ من تَعَلَّمَ الْقُرْآنَ وَعَلَّمَهُ
Sebaik-baik kalian adalah yang mempelajari Al-Quran dan mengajarkannya." (HR. Al-Bukhari (4739) dari Utsman bin Affan radhiyallahu 'anhu)

3). Ilmu agama menyelamatkan dari laknat Allah 'Azza Wajalla

Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu, bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda, “Sesungguhnya dunia itu terlaknat, terlaknat segala isinya, kecuali zikir kepada Allah dan amalan- amalan ketaatan, demikian pula seorang yang alim atau yang belajar." (HR. At-Tirmidzi (2322), Ibnu Majah (4112), dan di-hasan-kan Al-Albani dalam Shahih Al-Jami')

4). Menuntut ilmu, jalan menuju surga

Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu, bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:

وَمَنْ سَلَكَ طَرِيقًا يَلْتَمِسُ فيه عِلْمًا سَهَّلَ الله له بِهِ طَرِيقًا إلى الْجَنَّةِ
Barangsiapa yang menempuh satu jalan untuk mendapatkan ilmu, maka Allah menudahkan baginya jalan menuju surga." (HR. Muslim)

Banyak kaum muslimin yang beranggapan bahwa menuntut ilmu agama itu hanya tugas para santri yang duduk di pondok-pondok pesantren. Tentu ini merupakan persepsi yang salah, sebab setiap muslim telah diwajibkan untuk mempelajarinya, sebagaimana yang telah kita sebutkan dari hadits Nabi shallallahu 'alaihi wasallam.

5). Ilmu lebih utama dari ibadah

Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:

فضل العلم أحب إلي من فضل العبادة و خير دينكم الورع
Keutamaan ilmu lebih aku sukai dari keutamaan ibadah, dan sebaik-baik agama kalian adalah bersikap wara." (HR. Al-Hakim, Al-Bazzar, dan At-Thayalisi dari Hudzaifah bin Al-Yaman radhiyallahu 'anhu. Di-shahih-kan Al-Albani dalam Shahih Al-Jami' 4214)

Masih banyak lagi keutamaan ilmu yang dijelaskan di dalam Al-Quran dan Sunnah, namun semoga yang sedikit ini menjadi pemicu semangat kita untuk berusaha menggali warisan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam yang penuh berkah ini.

هذا وصلى الله على محمد وعلى آله و صحبه وسلم.
.

✒️ Ustadz Abu Fawwaz Deden Dimyati

@Program_JODOH
TELEGRAM_jodoh https://goo.gl/Kg2eJS

Saran atau Kritik silahkan sampaikan kepada kami melalui WhatsApp berikut:
• JODOH center : +6285707774616
—-------------------
 Donasi Operasional & Pengembangan Program Just One Day One Hadith

| BJB Syariah Cabang Bogor
| No Rek :0040101002233
| A. N Yayasan BISA (JODOH)
| kode bank 425
| Konfirmasi Transfer : +6285707774616 





Jumat, 25 Desember 2015

Bulughul Maram (039): Hadits ke-1 (14): Masalah-Masalah Fiqih (02)

Sabtu, 14 Rabi'ul Awwal 1437 H
_

Masalah-Masalah Fiqih (bag. 2)

➖➖➖➖➖

Kehalalan Bangkai Hewan Laut

Hewan laut atau air dibagi oleh para ulama menjadi dua:

1⃣ Hewan air yang hanya hidup di dalam air, dan bila keluar ke daratan, maka akan mati seperti hewan yang disembelih. Contohnya: ikan dan sejenisnya.

2⃣ Hewan air yang dapat hidup di daratan juga, dinamakan sebagian orang dengan al-barma`i (yang hidup di dua alam), seperti buaya, kepiting, dan sejenisnya.

Para ulama berbeda pendapat dalam hukum memakan hewan air dalam beberapa pendapat:

a). ➖ Seluruh hewan laut halal. Inilah pendapat madzhab Malikiyah dan Asy-Syafi’iyah.

Mereka berdalil dengan keumuman firman Allah:

أُحِلَّ لَكُمْ صَيْدُ الْبَحْرِ وَطَعَامُهُ مَتَاعًا لَكُمْ وَلِلسَّيَّارَةِ وَحُرِّمَ عَلَيْكُمْ صَيْدُ الْبَرِّ مَا دُمْتُمْ حُرُمًا وَاتَّقُوا اللَّهَ الَّذِي إِلَيْهِ تُحْشَرُونَ  
"Dihalalkan bagimu binatang buruan laut dan makanan (yang berasal) dari laut, sebagai makanan yang lezat bagimu dan bagi orang-orang yang dalam perjalanan. Dan diharamkan atasmu (menangkap) binatang buruan darat, selama kamu dalam ihram. Dan bertakwalah kepada Allah yang kepada-Nyalah kamu akan dikumpulkan." (QS. Al-Maidah: 96)

Dan hadits Abu Hurairah yang kita bahas ini. Ayat dan hadits ini bersifat umum pada semua hewan laut.

b). ➖ Seluruh hewan laut atau [hewan] air [adalah] halal, kecuali katak, buaya, dan ular. Ini adalah pendapat madzhab Hanbaliyah.

Mereka berdalil dengan keumuman ayat dan hadits yang digunakan argumen oleh pendapat pertama. Mengecualikan katak karena [katak merupakan] hewan yang dilarang [untuk] membunuhnya. Mengecualikan buaya karena ia buas, pemangsa dengan taringnya dan memangsa manusia. Sedangkan ular karena termasuk yang menjijikkan.

c). ➖ Semua yang ada dalam laut diharamkan, kecuali ikan. Ikan dihalalkan untuk dimakan kecuali yang sudah mati mengambang di permukaan laut. Ini adalah pendapat madzhab Abu Hanifah.

Mereka berdalil pada keumuman firman Allah:

حُرِّمَتْ عَلَيْكُمُ الْمَيْتَةُ وَالدَّمُ وَلَحْمُ الْخِنْزِيرِ وَمَا أُهِلَّ لِغَيْرِ اللَّهِ بِهِ وَالْمُنْخَنِقَةُ وَالْمَوْقُوذَةُ وَالْمُتَرَدِّيَةُ وَالنَّطِيحَةُ وَمَا أَكَلَ السَّبُعُ إِلَّا مَا ذَكَّيْتُمْ وَمَا ذُبِحَ عَلَى النُّصُبِ وَأَنْ تَسْتَقْسِمُوا بِالْأَزْلَامِ ذَلِكُمْ فِسْقٌ
"Diharamkan bagimu (memakan) bangkai, darah, daging babi, (daging hewan) yang disembelih atas nama selain Allah, yang tercekik, yang terpukul, yang jatuh, yang ditanduk, dan diterkam binatang buas, kecuali yang sempat kamu menyembelihnya. Dan (diharamkan bagimu) yang disembelih untuk berhala, dan (diharamkan juga) mengundi nasib dengan anak panah, (mengundi nasib dengan anak panah itu) adalah kefasikan." (QS. Al-Mâidah: 3)

Dalam ayat ini, Allah tidak merinci antara hewan laut dengan darat, sehingga  berlaku umum.

Juga firman Allah:

يَأْمُرُهُمْ بِالْمَعْرُوفِ وَيَنْهَاهُمْ عَنِ الْمُنْكَرِ وَيُحِلُّ لَهُمُ الطَّيِّبَاتِ وَيُحَرِّمُ عَلَيْهِمُ الْخَبَائِثَ
"..Yang menyuruh mereka mengerjakan yang ma'ruf dan melarang mereka dari mengerjakan yang mungkar, dan menghalalkan bagi mereka segala yang baik dan mengharamkan bagi mereka segala yang buruk." (QS. Al-A’raf: 157)

Selain ikan, semua hewan laut buruk (khabîts), seperti kepiting dan lain-lainnya.

d). ➖ Dibolehkan memakan hewan laut selain ikan. Apabila yang serupa dengannya dari hewan darat, halal dimakan. Misalnya: babi laut diharamkan, karena babi darat diharamkan; anjing laut haram, karena anjing darat haram.

Ini adalah satu di antara pendapat dalam madzhab Syafi’iyah dan satu pendapat dari madzhab Hanbaliyah.

Dalilnya adalah qiyâs (analogi) hewan laut dengan hewan darat, karena kesamaan nama, maka diberi hukum yang sama.

✅✅ Pendapat yang rajih:
Syaikh Prof. Dr. Shalih bin Abdullah bin Fauzan Al-Fauzan merajihkan pendapat madzhab Malikiyah dengan dasar kuatnya dalil mereka dan tidak adanya dalil yang mengkhususkan keumuman dalil-dalil mereka.

Kemudian, Syaikh membantah pendapat yang lainnya dengan menyatakan, "Dalil yang digunakan pendapat yang mengharamkan bangkai hewan laut berupa keumuman firman Allah:

حُرِّمَتْ عَلَيْكُمُ الْمَيْتَةُ وَالدَّمُ
'Diharamkan bagimu (memakan) bangkai,' (QS. Al-Mâidah: 3)

maka jawabnya adalah, ini [adalah] umum yang sudah dikhususkan dengan sabda Nabi tentang air laut:

هُوَ الطَّهُوْرُ مَاؤُهُ، الْحِلُّ مَيْتَتُهُ
.

Sedangkan argumen mereka dengan keumuman firman Allah:

وَيُحَرِّمُ عَلَيْهِمُ الْخَبَائِثَ
'Dan mengharamkan bagi mereka segala yang buruk..' (QS. Al-A’raf:157),

dalam mengharamkan kepiting, ular, dan sejenisnya dari hewan laut, maka tidak bisa diterima perihal, 'Ini semua adalah khabiîts (buruk/menjijikkan).' Sekedar klaim, 'Ini termasuk yang menjijikkan,' tidak mengalahkan kegamblangan dalil-dalil (yang membolehkan). Sedangkan qiyâs (analogi) mereka, 'Semua yang ada di laut dengan hewan darat yang dilarang,' maka ini tidak sah, karena menyelisihi nash syari'at." (Al-Ath’imah hlm. 78-79)

Demikian juga Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin merajihkan keumuman ini dalam pernyataan beliau, "Yang benar adalah tidak dikecualikan satupun dari hal itu. Semua hewan laut (air) yang tidak hidup kecuali di air adalah halal, baik yang hidup ataupun bangkainya, karena keumuman ayat yang telah kami sampaikan terdahulu." (Syarhul Mumti’ 15/35)

Wallâhu a’lam.

➖➖➖➖➖

Grup WA Kajian Hadits ~ KlikUK.com
• Ustadz Kholid Syamhudi, Lc.
• Bab Air
• Syarah Hadits 1
• Halaqah 14 dari 14 : Masalah-Masalah Fiqih 02 (end)

Kritik dan saran
• KH-Center : 0822-1111-4443 (WA)

Bulughul Maram (038): Hadits ke-1 (13): Masalah-Masalah Fiqih (01)

Sabtu pagi, 14 Rabi'ul Awwal 1437 H
_

Masalah-Masalah Fiqih (bag. 1)

➖➖➖➖➖

عَنْ أَبِيْ هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ الله صَلَّى الله عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، في البَحْرِ: < هُوَ الطَّهُوْرُ مَاؤُهُ، الْحِلُّ مَيْتَتُهُ > أَخْرَجَهُ الأَرْبَعَةُ وَابْنُ أَبِيْ شَيْبَةَ وَاللَّفْظُ لَهُ  وَصَحَّحَهُ ابْنُ خُزَيْمَةَ وَالتِّرْمِيْذِيُّ وَرَوَاهُ مَالِكٌ وَالشَّافِعِيُّ وَأَحْمَدُ.
Dari Abu Hurairah radiyallâhu ‘anhu, ia berkata: Telah bersabda Rasulullah shallallâhu ‘alaihi wasallam tentang (hukum) air laut:

“Air laut itu suci, (dan) halal bangkainya.”

Diriwayatkan oleh: Abu Dawud, At-Tirmidzi, An-Nasâi, Ibnu Majah, dan Ibnu Abi Syaibah –dan ini merupakan lafazhnya–, dan telah di-shahîh-kan oleh Ibnu Khuzaimah dan At-Tirmidzi. Dan telah diriwayatkan pula oleh: Malik, Asy-Syafi’i, dan Ahmad.

〰〰〰〰〰

✏ Air Laut Suci [dan] Mensucikan

Terjadi perbedaan pendapat [di antara] para ulama seputar hukum air laut, dalam penggunaan air laut untuk berwudhu, dalam dua pendapat:

A). Air laut suci [dan] mensucikan dan boleh digunakan dalam bersuci, baik mendapati air yang lain atau tidak mendapati.

➖ Inilah pendapat mayoritas ulama dari para shahabat, tabi'in, dan yang setelah mereka.

➖ Inilah pendapat Abu Bakar, Ibnu Abbas, dan Umar. Diriwayatkan juga dari Uqbah bin ‘Amir, Abdullah bin Amru.

➖ Inipun pendapat Atha`, Ibnu Sirin, Al-Hasan, Ikrimah, Thawus, Ibrahim An-Nakhâi, Sufyân Ats-Tsauri, Al-Auza’i, Ahlu Syam-Madinah-Kufah, Abu Ubaid, dan Ishâq. (Lihat Mushannaf Ibnu Abî Syaibah 1/130, Sunan Ad-Dâraquthni 1/35-36, dan Al-Ausath Ibnu Al-Mundzir 1/247 )

➖ Ini adalah pendapat madzhab fikih yang empat (Al-Madzâhib Al-Arba’ah).
(lihat kitab Bada’i` Ash-Shanâi` 1/15, Ahkâm Al-Qurân Ibnul Arabi 1/43, Al-Majmû’ 1/136, dan Al-Mughni 1/22-23), [dan] juga pendapat Ibnu Hazm. (Lihat Al-Muhalla 1/210)

Di antara argumentasi pendapat ini adalah:

1⃣ Hadits Abu Hurairah ini.

2⃣ Firman Allah Ta’ala:

يَاأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا إِذَا قُمْتُمْ إِلَى الصَّلاَةِ فَاغْسِلُوا وُجُوهَكُمْ وَأَيْدِيَكُمْ إِلَى الْمَرَافِقِ وَامْسَحُوا بِرُءُوسِكُمْ وَأَرْجُلِكُمْ إِلَى الْكَعْبَيْنِ وَإِن كُنتُمْ جُنُبًا فَاطَّهَّرُوا وَإِن كُنتُم مَّرْضَى أَوْ عَلَى سَفَرٍ أَوْ جَآءَ أَحَدُُ مِّنكُم مِّنَ الْغَآئِطِ أَوْ لاَمَسْتُمُ النِّسَآءَ فَلَمْ تَجِدُوا مَآءً فَتَيَمَّمُوا صَعِيدًا طَيِّبًا فَامْسَحُوا بِوُجُوهِكُمْ وَأَيْدِيكُم مِّنْهُ مَايُرِيدُ اللهُ لِيَجْعَلَ عَلَيْكُم مِّنْ حَرَجٍ وَلَكِن يُرِيدُ لِيُطَهِّرَكُمْ وَلِيُتِمَّ نِعْمَتَهُ عَلَيْكُمْ لَعَلَّكُمْ تَشْكُرُونَ
"Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu hendak mengerjakan shalat, maka basuhlah mukamu dan tanganmu sampai dengan siku, dan sapulah kepalamu dan (basuh) kakimu sampai dengan kedua mata kaki. Dan jika kamu junub, maka mandilah. Dan jika kamu sakit, atau dalam perjalanan, atau kembali dari tempat buang air (kakus), atau menyentuh perempuan, lalu kamu tidak memperoleh air, maka bertayammumlah dengan tanah yang baik (bersih); sapulah mukamu dan tanganmu dengan tanah itu. Allah tidak hendak menyulitkan kamu, tetapi Dia hendak membersihkan kamu dan menyempurnakan nikmat-Nya bagimu, supaya kamu bersyukur." (QS. Al-Mâidah: 6)

➖ Kata (( مَآءً )) dalam ayat ini bersifat umum, maka mencakup semua air, kecuali yang dikhususkan oleh dalil. Air laut termasuk dalam keumuman air tersebut.

3⃣ Firman Allah Ta’ala:

أُحِلَّ لَكُمْ صَيْدُ الْبَحْرِ وَطَعَامُهُ مَتَاعًا لَّكُمْ وَلِلسَّيَّارَةِ وَحَرَّمَ عَلَيْكُمْ صَيْدُ الْبَرِّ مَادُمْتُمْ حُرُمًا وَاتَّقُوا اللهَ الَّذِي إِلَيْهِ تُحْشَرُونَ
"Dihalalkan bagimu binatang buruan laut dan makanan (yang berasal) dari laut sebagai makanan yang lezat bagimu, dan bagi orang-orang yang dalam perjalanan. Dan diharamkan atasmu (menangkap) binatang buruan darat, selama kamu dalam ihram. Dan bertakwalah kepada Allah yang kepada-Nyalah kamu akan dikumpulkan." (QS. Al-Mâidah: 96)

➖ Apabila hewan laut halal bagi kita, maka demikian juga airnya –tentunya– suci.

4⃣ Sebagian ulama mengklaim adanya ijma’ tentang "air laut suci-mensucikan", di antaranya Ibnu Juzâ` dari ulama Madzhab Malikiyah, dalam kitab Al-Qawânin Al-Fiqhiyyah hlm. 44, menyatakan: "Air muthlaq adalah yang masih ada pada asal penciptaannya, maka ia suci mensucikan secara ijma’, baik airnya tawar atau asin, baik dari laut, langit, atau tanah."

➖ Penukilan ijma’ seperti ini lemah dan tidak benar, sebab Ibnu Al-Mundzir, dalam Al-Ausâth 1/246, menyatakan: "Tidak ada perbedaan pendapat di antara ulama yang aku hafal dan aku temui bahwa orang yang bersuci dengan air [adalah] sah, kecuali air laut, karena ada perbedaan pendapat dan berita dari para ulama terdahulu."

➖ Sedangkan Ibnu Abdilbarr, dalam At-Tamhid 16/221, menyatakan: "[Telah] sepakat mayoritas ulama dan banyak sekali imam-imam fatwa di seluruh negeri dari kalangan ahli fikih bahwa air laut suci dan wudhu diperbolehkan dengannya, kecuali yang diriwayatkan dari Abdullah bin Umar bin Al-Khaththab dan Abdullah bin Amru bin Al-‘Ash. Diriwayatkan, keduanya memakruhkan berwudhu dengan air laut. Tidak ada seorangpun ahli fikih dunia [yang] tidak menyepakati hal tersebut dan tidak memandang dan melihatnya."

B). Dimakruhkan menggunakan air laut dalam berwudhu.

➖ Ini adalah pendapat yang diriwayatkan dari Abdullah bin Umar dan Abdulah bin Amru bin Al-‘Ash, sebagaimana diisyaratkan Ibnu Abdilbarr.
➖ Ibnu Abî Syaibah meriwayatkan dalam Al-Mushannaf 1/122 dan Al-Baihaqi dalam As-Sunan Al-Kubra 4/334 dari Abdullah bin Amru, beliau berkata: "Air laut tidak sah digunakan untuk berwudhu dan mandi junub. Sungguh, di bawah laut ada api, kemudian air, kemudian api."

✅✅ Yang rajih dan benar tentulah pendapat pertama, karena adanya nash dari Nabi shallallâhu ‘alaihi wasallam tentang kesucian air laut dalam hadits Abu Hurairah di atas.

➖➖➖➖➖

Grup WA Kajian Hadits ~ KlikUK.com
• Ustadz Kholid Syamhudi, Lc.
• Bab Air
• Syarah Hadits 1
• Halaqah 13 dari 14 : Masalah-Masalah Fiqih (01)

• KH-Center : 0822-1111-4443 (WA)

Sabtu, 19 Desember 2015

Definisi "Iman kepada Hari Akhir"

Malam Ahad, 8 Rabi'ul Awwal 1437
_

Bimbingan Islam com
• Selasa, 03 Rabi'ul Awwal 1437 H / 15 Desember 2015 M
Ustadz 'Abdullah Roy, M.A. (Pengajar resmi di Masjid Nabawi, Madinah) 
• Silsilah Beriman kepada Hari Akhir
• Halaqah 01 | Makna dan Dalil Beriman kepada Hari Akhir
⬇ Download Audio: https://goo.gl/MH2KaS

~~~~~~~

MAKNA DAN DALIL BERIMAN KEPADA HARI AKHIR

بسم اللّه الرحمن الرحيم
السلام عليكم ورحمة اللّه وبركاته
الحمد لله والصلاة و السلام على رسول الله و على آله و صحبه أجمعين
.

Halaqah yang pertama dari Silsilah Ilmiyyah yang kelima; Beriman kepada Hari Akhir adalah tentang "Makna dan Dalil Beriman kepada Hari Akhir".

"Hari Akhir", dinamakan demikian karena tidak ada hari setelahnya. Tidak ada lagi hari yang kita kenal yang dimulai dari dengan terbitnya matahari dan diakhiri dengan tenggelamnya.

◆ Makna "beriman kepada hari akhir" adalah beriman dengan segala hal yang berkaitan dengan hari akhir tersebut;

• Mulai dari kematian.
• Fitnah kubur.
• Nikmat dan adzab kubur.
• Tanda-tanda hari kiamat.
• Kebangkitan manusia.
• Dikumpulkannya manusia.
• Perhitungan dan penimbangan amal.
• Dan seterusnya sampai masuknya manusia ke dalam surga atau neraka.

Beriman kepada hari akhir termasuk Rukun Iman yang tidak sah iman seseorang bila tidak beriman dengannya.

Allah berfirman:

ﻭَﻣَﻦْ ﻳَﻜْﻔُﺮْ ﺑِﺎلله ﻭَﻣَﻠَﺎﺋِﻜَﺘِﻪِ ﻭَﻛُﺘُﺒِﻪِ ﻭَﺭُﺳُﻠِﻪِ ﻭَﺍﻟْﻴَﻮْﻡِ ﺍﻟْﺂﺧِﺮِ ﻓَﻘَﺪْ ﺿَﻞَّ ﺿَﻠَﺎﻟًﺎ ﺑَﻌِﻴﺪًﺍ
"Dan barangsiapa yang kufur kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya, dan hari akhir, maka sungguh dia telah sesat dengan kesesatan yang jauh." (QS. An-Nisâ: 136)

◆ Rasulullah shallallāhu 'alayhi wasallam bersabda ketika ditanya tentang apa itu iman,

ﺃَﻥْ ﺗُﺆْﻣِﻦَ ﺑِﺎلله ﻭَﻣَﻼَﺋِﻜَﺘِﻪِ ﻭَﻛُﺘُﺒِﻪِ ﻭَﺭُﺳُﻠِﻪِ ﻭَﺍﻟْﻴَﻮْﻡِ ﺍﻵﺧِﺮِ ﻭَﺗُﺆْﻣِﻦَ ﺑِﺎﻟْﻘَﺪَﺭِ ﺧَﻴْﺮِﻩِ ﻭَﺷَﺮِّﻩِ
"Engkau beriman kepada Allāh, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya, dan juga hari akhir, dan engkau beriman dengan takdir yang baik maupun yang buruk". (HR. Muslim)

◆ Tidak ada yang mengetahui kepada terjadinya hari kiamat, kecuali Allah Subhānahu wa Ta'āla.

ﻳَﺴْﺄَﻟُﻮﻧَﻚَ ﻋَﻦِ ﺍﻟﺴَّﺎﻋَﺔِ ﺃَﻳَّﺎﻥَ ﻣُﺮْﺳَﺎﻫَﺎ ۖ ﻗُﻞْ ﺇِﻧَّﻤَﺎ ﻋِﻠْﻤُﻬَﺎ ﻋِﻨْﺪَ ﺭَﺑِّﻲ ۖ ﻟَﺎ ﻳُﺠَﻠِّﻴﻬَﺎ ﻟِﻮَﻗْﺘِﻬَﺎ ﺇِﻟَّﺎ ﻫُﻮَ ۚ
"Mereka bertanya kepadamu tentang hari kiamat, kapan terjadinya. Katakanlah,  'Sesungguhnya ilmunya di sisi Rabb-ku. Tidak [ada yang] mengetahui waktunya kecuali Dia." (QS. Al-A'râf: 187)

◆ Malaikat Jibril 'alayhissalām pernah menjelma menjadi seorang laki-laki dan datang kepada Rasulullah shallallāhu 'alayhi wasallam, dan bertanya tentang kapan hari kiamat terjadi. Maka beliau shallallāhu 'alayhi wasallam menjawab:

ما المسئول عنها بأعلم من السائل
"Tidaklah yang ditanya lebih mengetahui dari pada yang bertanya." (HR. Muslim)

Apabila Malaikat Jibril yang –paling dekat dengan Allah Subhānahu wa Ta'āla– dan Rasulullah shallallāhu 'alayhi wasallam –nabi yang paling dekat dengan Allah– tidak mengetahui kapan terjadinya hari kiamat, maka bagaimana selain keduanya bisa mengetahuinya?

Yang lebih penting dari itu, bagi seseorang hamba yang berakal adalah mempersiapkan bekal yang cukup untuk menghadapi hari tersebut.

Itulah yang bisa kita sampaikan pada halaqah yang pertama ini, dan sampai bertemu kembali pada halaqah selanjutnya.

وبا لله التوفيق والهداية
والسلام عليكم ورحمة الله وبركاته  
.

Madinah An-Nabawiyyah

Saudaramu, 'Abdullah Roy
___________________________

Meminta Pertolongan Hanya kepada Allah (1)

Malam Ahad, 8 Rabi'ul Awwal 1437 H
_

BimbinganIslam.com
• Senin, 02 Rabi'ul Awwal 1437 H / 14 Desember 2015 M
• Ustadz Firanda Andirja, M.A. (Pengajar resmi di Masjid Nabawi, Madinah)
• Kitābul Jāmi' | Bab Zuhud dan Wara'
• Hadits 05 | Perintah Meminta Pertolongan Hanya kepada Allah (Bag. 1)
⬇ Download audio: https://goo.gl/29n06x

~~~~~~~~~

PERINTAH MEMINTA PERTOLONGAN HANYA KEPADA ALLAH (BAG. 1)

بِسْـــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْـــــــــــــم
الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله
.

Kita masuk pada hadits yang ke-5 dari Bab Zuhud wal Wara':

وَعَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ رضي الله الهم قَالَ: كُنْتُ خَلْفَ النَّبِيِّ صلى الله عليه و سلم يَوْمًا، فَقَالَ: "يَا غُلاَمُ، اِحْفَظِ اللَّهَ يَحْفَظْكَ، اِحْفَظِ اللَّهَ تَجِدْهُ تُجَاهَكَ، وَإِذَا سَأَلْتَ فَاسْأَلِ اللَّهَ، وَإِذَا اسْتَعَنْتَ فَاسْتَعِنْ بِاللَّهِ." رَوَاهُ التِرْمِذِيُّ، وَقَالَ: حَسَنٌ صَحِيْحٌ.
Dari Ibnu 'Abbas -radhiyallāhu Ta'āla 'anhumā-, ia mengatakan: Pada suatu hari, aku pernah di bonceng Nabi shallallāhu 'alayhi wasallam dan Beliau bersabda,

“Wahai remaja (pemuda), jagalah Allah, niscaya Dia akan menjagamu. Jagalah Allah, niscaya kamu akan mendapati-Nya selalu hadir di hadapanmu. Jika kamu meminta sesuatu, mintalah kepada Allah. Dan jika kamu memohon pertolongan, mohonlah pertolongan kepada Allāh.” (HR. At-Tirmidzi, dan ia berkata, “Hadits ini derajatnya adalah hasan shahih.”)

⇒Ibnu 'Abbas merupakan sepupu Nabi shallallāhu 'alayhi wasallam dan shahabat kecil saat itu.

Hadits ini menjelaskan bagaimana perhatian Nabi shallallāhu 'alayhi wasallam dalam memberi nasihat, bahkan kepada anak-anak.

Rasulullah shallallāhu 'alayhi wa sallam menanamkan tauhid bukan hanya kepada para shahabat yang senior (besar), tetapi juga kepada para shahabat yang junior (kecil). Dan anak-anak, kalau ditanamkan tauhid padanya sejak kecil, maka akan terpatri dalam dada-dada mereka.

Yang dimaksud dengan "menjaga Allah" adalah sebagaimana dijelaskan oleh Al-Imam An-Nawawi rahimahullāh, yaitu:

◆ احفظ اوامره وامتثلها وانتبه عن نواهيه يحفظك في تطلباتك وفي دنياك واخرتك
◆ "Jagalah perintah-perintah Allah dan kerjakanlah, dan berhentilah engkau dari perkara yang diharamkan oleh Allah Subhānahu wa Ta'āla. Niscaya, Allah akan menjaga engkau dalam gerakanmu (perpindahanmu) dalam duniamu maupun akhiratmu."

Jadi, yang dimaksud dengan menjaga Allah adalah menjaga syari'at Allah; perintah Allāh dikerjakan dan larangan Allāh dijauhi.

Apa balasannya?

الجزاء من جنس العمل
"Barang siapa yang menjaga perintah Allah, maka Allāh akan menjaganya. Allāh akan menjaga dia dalam dua perkara, yaitu:

■ Penjagaan Pertama: Allah akan menjaga dia dalam urusan dunianya (kesehatan, istri, anak-anak, harta).

Orang yang menjaga perintah Allah, maka Allah akan:
⑴ Menjaga keluarganya.
⑵ Mengirimkan malaikat untuk menjaganya.

Sebagaimana firman Allah Subhānahu wa Ta'āla:

لَهُ مُعَقِّبَاتٌ مِّن بَيْنِ يَدَيْهِ وَمِنْ خَلْفِهِ يَحْفَظُونَهُ مِنْ أَمْرِ اللَّهِ ۗ
"Baginya (bagi seorang manusia) ada malaikat-malaikat yang berada di depannya dan di belakangnya. Mereka menjaga menusia ini karena perintah Allah Subhānahu wa Ta'āla." (QS. Ar-Ra'd: 11)

Oleh karenanya, di zaman yang penuh dengan fitnah (godaan) ini, sulit untuk bisa menjaga keluarga dan anak-anak kita, kecuali kalau kita bertaqwa kepada Allah Subhānahu wa Ta'āla. Kalau diri kita bertaqwa (menjalankan perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya), maka Allah akan menjaga anak-anak kita.

Siapa yang bisa menjaga anak-anak kita sementara anak-anak dilepaskan di sekolah?
× Bertemu dengan orang-orang nakal.
× Melihat hal-hal yang diharamkan Allah Subhānahu wa Ta'āla.
× Bergaul dengan teman-teman yang tidak benar.
× Mendengarkan ucapan-ucapan yang kotor.
× Diajari oleh temannya untuk  membohongi kedua orang tua.

Sulit bagi kita untuk menjaganya. Kalau anak-anak di (dalam) rumah, mungkin bisa kita jaga, itu pun tidak mudah. Apalagi kalau kita punya kesibukan di luar rumah dan anak-anak di luar rumah, maka siapa yang bisa menjaganya? Tidak ada yang bisa menjaganya, kecuali Allah Subhānahu wa Ta'āla.

Oleh karenanya, kita dapati banyak sekali orang-orang shalih (misal di Arab Saudi) yang Allāh berikan umur panjang, diberkahi umur dan ilmu mereka, dijauhkan dari pikun. Subhānallāh, sebagaimana para masyāyikh (para ulama) yang kita lihat.

■ Penjagaan Kedua: Allah akan menjaga dalam urusan akhiratnya.

Artinya, Allah akan menjaga dia sehingga tidak terkena syubhat-syubhat (kerancuan pemikiran). Ada syubhat yang bisa membuat seseorang menjadi kafir, munafiq, atau ada yang membuat ragu terhadap agama.

Kita tahu, di zaman sekarang ini, syubhat begitu banyak beredar di internet (dunia maya). Maka, kalau dia bertaqwa kepada Allah, maka Allah akan:

✓Melindungi (menjauhkan) dirinya dari syubhat-syubhat tersebut.
✓Menjaganya (menjauhkan) dari syahwat yang bisa menjerumuskan dia dalam perbuatan dosa besar.

Kemudian, kata Rasulullah shallallāhu 'alayhi wasallam:

"Jagalah Allah, niscaya engkau akan mendapati Allah di hadapanmu."

Artinya apa? Allah akan senantiasa bersamamu.

◆ Barangsiapa yang bertaqwa kepada Allah di manapun dia berada dan kapanpun, maka senantiasa Allah bersama dia, menolong dia setiap ada kesulitan.

Olah karenanya, tatkala Allah mengutus Nabi Musa dan Harun untuk berdakwah kepada Fir'aun, mereka berdua takut, maka Allah berkata:

لَا تَخَافَا ۖ إِنَّنِي مَعَكُمَا أَسْمَعُ وَأَرَىٰ
"Janganlah kalian berdua takut, sesungguhnya Aku bersama kalian dan Aku melihat apa  yang kalian lakukan." (QS. Thaha: 46)

Barangsiapa yang bertaqwa kepada Allah, maka yakinlah, kalau dia butuh Allah, maka Allah selalu berada di sampingnya untuk memudahkan urusannya.

والله تعالى أعلم بالصواب
.

______________________________

Donasi Operasional & Pengembangan Dakwah Group Bimbingan Islam
| Bank Mandiri Syariah
| Kode Bank 451
| No. Rek : 7103000507
| A.N : YPWA Bimbingan Islam
| Konfirmasi Transfer : +628-222-333-4004

Website: http://www.bimbinganislam.com
Facebook Page: Fb.com/TausiyahBimbinganIslam
Telegram Channel: http://goo.gl/4n0rNp
TV Channel: http://BimbinganIslam.tv

Memetik Pelajaran Indah dari Kisah Istri Rasulullah

Malam Ahad, 8 Rabi'ul Awwal 1437 H
_

Bimbingan Islam com
• Sabtu, 30 Shafar 1437 H / 12 Desember 2015 M
• Materi Tematik
Ustadz Abu Fairuz, M.A. 
• Ceramah Singkat | Pelajaran dari Istri Nabi
⬇ Download Audio: https://goo.gl/WM2ppt

Sumber:
https://yufid.tv/12959-ceramah-singkat-pelajaran-dari-istri-nabi-abu-fairuz-ma.html
➖➖➖➖➖➖➖

PELAJARAN DARI ISTRI NABI

بسم اللّه والحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله وعلى آله وصحبه وبعد
.

Allah Subhānahu wa Ta'āla mengatakan:

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدً
"Wahai orang-orang yang beriman, bertaqwalah kamu kepada Allāh dan hendaklah engkau berkata-kata perkataan yang benar." (QS. Al-Ahzab: 70)

Subhānallāh... Ciri-ciri orang beriman adalah senantiasa jujur dalam berkata-kata dan jujur dalam berbuat. Apapun perkaranya, kebenciannya kepada suatu kaum tidak akan pernah merubah dirinya menjadi seorang pendusta. Allah mengatakan tentang orang-orang yang beriman:

وَلَا يَجْرِمَنَّكُمْ شَنَآنُ قَوْمٍ عَلَى أَلَّا تَعْدِلُوا اعْدِلُوا هُوَ أَقْرَبُ لِلتَّقْوَى
"Jangan sampai kebencianmu kepada suatu kaum membawamu untuk tidak berlaku adil. Berlaku adillah, sesungguhnya dia adalah merupakan perkara yang dekat kepada ketaqwaan." (QS. Al-Māidah: 8)

Semakin sempurna keadilan seseorang, semakin taqwa di sisi Allah Subhānahu wa Ta'āla.

Jujur adalah perkara yang berat, apalagi jika berkaitan dengan lawan-lawan kita. Subhānallāh... Dan ciri-ciri Ahlu Sunnah adalah senantiasa jujur dalam berkata-kata. Apapun, senantiasa mereka akan katakan dengan sesungguhnya (kebenaran). Mereka tidak pernah menyembunyikan (kebenaran) sebagaimana orang-orang Ahlul Kitab menyembunyikan kebaikan.

Saya teringat kisah dua istri Rasulullah shallallāhu 'alayhi wasallam, yakni kisah perseteruan antara dua manusia yang memiliki satu suami, (yaitu) antara Zainab bintu Jahasy dan 'Aisyah bintu Abu Bakr Ash-Shiddiq -radhiyallāhu Tabāraka Ta'āla 'anhumā-. Saya melihat bagaimana begitu kuatnya perseteruan antara keduanya.

Suatu ketika, datanglah Zainab ke rumah Rasulullah shallallāhu 'alayhi wasallam. Ketika itu, Rasulullāh shallallāhu 'alayhi wasallam sedang berada di rumah salah satu istrinya, (yaitu) 'Aisyah -radhiyallāhu Ta'āla 'anhā-. Sungguh, ketika Zainab datang, dia lontarkan segala macam ucapan-ucapan, perkataan-perkataan keras, umpatan-umpatan. Subhānallāh... Marahnya Zainab, (tetapi) ketika itu 'Aisyah hanya terdiam semata. Kemudian, 'Aisyah melihat Rasulullah shallallāhu 'alayhi wasallam. Beliau mencari-cari apakah Rasulullah memberikan kepada beliau izin untuk menjawab perkataan Zainab. Maka, ketika dia lirik ujung mata Rasulullah shallallāhu 'alayhi wasallam, Rasulullah shallallāhu 'alayhi wasallam memberikan kesempatan kepada 'Aisyah untuk menjawab Zainab, seketika (itu) 'Aisyah menjawab dan membantah segala macam perkataan Zainab.

Al-Imam Al-Bukhari menyebutkan peristiwa ini dalam Shahīh-nya. Berkatalah 'Aisyah Ummul Mu'minīn -radhiyallāhu Tabāraka Ta'āla 'anhā-:

"Akhirnya aku membantah segala macam perkataan Zainab, aku debat dia sehingga kering air liurnya, Zainab pun terdiam."

Subhānallāh.. Ini menunjukan betapa dahsyatnya persaingan antara mereka, (sehingga) Zainab terdiam dan terbungkam. Allāhu Akbar.. Tapi, apakah hal ini membuat Zainab membenci Aisyah -radhiyallāhu Ta'āla 'anhā-? Berdusta atasnya? Memfitnahnya? Tidak!

Suatu pelajaran penting dalam kehidupan; apapun yang terjadi antara mereka, mereka tetap berkata jujur. Ketika 'Aisyah -radhiyallāhu Ta'āla 'anhā- difitnah di tengah-tengah negeri Madinah, dia dituduh berselingkuh (berzina) –wal iyyadzubillāh– dengan Shafwān bin Muaththil. Disebarkan oleh orang-orang munafik, dan sebagian daripada kaum muslimin turut menyebarkan berita dusta ini. Datanglah Rasulullah shallallāhu 'alayhi wasallam memanggil Zainab dan berkata:

"Yā Zainab, kemarilah! Aku bertanya kepadamu: Bagaimana pandanganmu tentang isu-isu yang tersebar ini? Bagaimana pandanganmu terhadap 'Aisyah? Apakah engkau mencurigainya?"

Sungguh perkataan yang luar biasa, berkata Zainab:

يا رسول الله احمي سمعي وبصري، ما علّمت منها الّا خيرًا
"Yā Rasulullah, aku menjaga telingaku dan pandangan mataku, tidaklah aku mengetahui daripadanya kecuali kebaikan."

Kata-kata yang begitu indahnya yang layak ditulis dengan tinta emas tentang kejujuran seorang wanita walaupun dengan madunya. Subhānallāh... Perhatikan bagaimana Hamnah! Hamnah adalah merupakan kakaknya Zainab, dia ingin supaya adiknya naik ke atas, dia ingin kalaulah Rasulullah shallallāhu 'alayhi wasallam menceraikan 'Aisyah, kemudian jadilah Zainab (menjadi) istri yang paling dicintai Rasūlullāh. (Sehingga) dia (Hamnah) turut menyebarkan isu-isu ini.

Subhanallāh.. Tapi lihatlah bagaimana Zainab sendiri, dia mengatakan:

"Yā Rasūlullāh, aku tidak pernah mengetahui daripadanya ('Aisyah) kecuali kebaikan."

Kalimat yang begitu indah dan jujur yang dia katakan untuk lawannya (madunya). Wallāhi... Jarang dapat dilakukan oleh orang-orang, kecuali orang-orang yang dirahmati Allah Subhānahu wa Ta'āla.

والله تبارك وتعالى أعلم
والسلام عليكم ورحمة اللّه وبركاته
.

______________________________

Donasi Operasional & Pengembangan Dakwah Group Bimbingan Islam
| Bank Mandiri Syariah
| Kode Bank 451
| No. Rek : 7103000507
| A.N : YPWA Bimbingan Islam
| Konfirmasi Transfer : +628-222-333-4004

Website: http://www.bimbinganislam.com
Facebook Page: Fb.com/TausiyahBimbinganIslam
Telegram Channel: http://goo.gl/4n0rNp
TV Channel: http://BimbinganIslam.tv

Jumat, 18 Desember 2015

Bulughul Maram (036): Hadits ke-1 (11): Faedah Hadits (05)

Malam Sabtu, 7 Rabi'ul Awwal 1437 H
_

Faidah Hadits (bag. 5)

➖➖➖➖➖

Pelajaran yang dapat diambil dari hadits ini, antara lain:

(lanjutan...)

14⃣ Bahwa syariat Islam itu sangat mudah bagi mereka yang paham dan ikhlas.

15⃣ Bahwa seseorang tidak dibebani kecuali semampunya.

16⃣ Bahwa syariat Islam selalu memberikan jalan keluar bagi segala kesulitan.

17⃣ Air laut itu suci dan mensucikan. Syaikh Muhammad bin Shalih Al-'Utsaimin menyatakan, "Air laut [itu] suci [dan] mensucikan seluruhnya, tanpa pengecualian." (Fat-hul Jalal wal Ikram 1/60)

18⃣ Bangkai hewan atau binatang laut halal dimakan, mencakup semua hewan yang hidup di air dan bukan hewan darat yang mati di air.

19⃣ Bangkai binatang laut itu halal dan suci, sebab dalam kaidah dikatakan: "Semua yang halal itu suci, dan tidak semua yang suci itu halal. Setiap najis itu haram, dan tidak semua yang haram itu najis." (Fat-hul Jalal wal Ikram 1/60)

➖➖➖➖➖

Grup WA Kajian Hadits ~ KlikUK.com
• Ustadz Kholid Syamhudi, Lc.
• Bab Air
• Syarah Hadits 1
• Halaqah 11 dari 14 : Faedah Hadits 05

Kritik dan saran
• KH-Center : 0822-1111-4443 (WA)

Bulughul Maram (037): Hadits ke-1 (12): Faedah Hadits (06)

Jumat sore, 6 Rabi'ul Awwal 1437 H
_

Faidah Hadits (bag. 6)

➖➖➖➖➖

Pelajaran yang dapat diambil dari hadits ini, antara lain:

(lanjutan...)

20⃣ Bolehnya berwudhu dengan air yang telah bercampur dengan sesuatu hingga berubah rasanya, atau baunya, atau warnanya selama tidak kemasukan najis dan selama penamaannya tetap air, bukan yang telah berubah menjadi air teh atau kopi, dan lain-lain.

21⃣ Islam mengatur hidup dan kehidupan manusia, dunia mereka dan akhirat mereka.
 
22⃣ Air laut suci [dan] mensucikan, [serta] tidak keluar dari hukum ini sama sekali. Oleh karenanya, diperbolehkan bersuci dengan air laut dari hadats kecil atau besar, serta [bersuci dari] najis.

23⃣ Penjelasan hukum bangkai hewan laut yang tidak hidup kecuali di air.

24⃣ Pengertian hadits ini menunjukkan pengharaman bangkai hewan darat.

25⃣ Kewajiban merujuk kepada ulama ketika ada masalah, karena sahabat ini merujuk kepada Rasulullah shallallâhu 'alaihi wasallam ketika mendapatkan masalah dalam bersuci dengan air laut.

26⃣ Para sahabat tidak bersuci dengan air laut, karena asin, bergaram, dan baunya amis. Air yang demikian adanya tidak diminum. Sehingga, para sahabat menganggap, [air] yang tidak diminum, [maka] tidak bisa digunakan untuk bersuci. Rasulullah shallallâhu 'alaihi wasallam tidak menjawab hanya dengan kata “iya” ketika mereka bertanya, “Apakah kami boleh berwudhu dengannya?” agar kebolehan berwudhu dengannya itu terpahami 'tidak terikat dengan keadaan darurat semata, bahkan untuk semua keadaan', [dan] juga agar tidak dipahami kebolehan tersebut hanya untuk berwudhu semata, namun boleh untuk menghilangkan hadats besar dan mensucikan najis.

➖➖➖➖➖

Grup WA Kajian Hadits ~ KlikUK.com
• Ustadz Kholid Syamhudi, Lc.
• Bab Air
• Syarah Hadits 1
• Halaqah 12 dari 14 : Faedah Hadits 06

Kritik dan saran
KH-Center : 0822-1111-4443 (WA)

Rabu, 16 Desember 2015

JODOH 1 (29): Allah itu Indah dan Menyukai Keindahan

Kamis pagi, 5 Rabi'ul Awwal 1437 H
_

PROGRAM Just One Day One Hadith
✏ Ustadz Riki, Lc.

• Faidah Hadits 29 |  Allah itu Indah dan Menyukai Keindahan
Ustadz Fathul Ulum, Lc.
⬇Download Audio
https://www.dropbox.com/s/4ctxif5w3jp9h5u/Fawaid%20hadits%2029.mp3?dl=0
--------------------------
Faedah Hadits ke-29  

الحمد لله و الصلاة والسلام على رسول الله و على آله و صحبه و من تبعهم أجمعين. أما بعد،

قال رسول الله صلى الله عليه و سلم " إن الله جميل يحب الجمال "
.

Rasulullah shallallâhu 'alaihi wasallam bersabda, "Sesungguhnya Allah itu indah dan menyukai keindahan."

Penjelasan Hadits

Hadits ini termasuk di antara hadits-hadits yang terkandung di dalamnya penyebutan nama dan sifat Allah ta'âlâ. Nama Allah yang disebutkan di dalam hadits tersebut adalah "الجميل" (Maha Indah). Terkandung dalam nama tersebut sifat Allah, yaitu "الجمال" (keindahan).

Disebutkan pula dalam hadits bahwa Allah menyukai keindahan. Ini menunjukkan anjuran kepada kita untuk senantiasa menjaga keindahan dan penampilan, terutama ketika dalam melaksanakan ibadah. Berpenampilan indah yang dicintai oleh Allah adalah yang sesuai dengan syariat, bukan penampilan yang dianggap indah dan bertentangan dengan syariat. Sebagai contoh:

× Mencukur jenggot dianggap sebagai penampilan yang indah bagi seorang laki-laki. Padahal, pada hakikatnya mencukur jenggot bukanlah bentuk keindahan yang dicintai Allah, karena Allah dan Rasul-Nya memerintahkan untuk tidak mencukur jenggot.

× Contoh lain, wanita berhias dan menunjukkan perhiasannya (atau bahkan membuka auratnya) di luar rumah kepada selain suaminya dianggap sebagai bentuk keindahan. Padahal, pada hakikatnya itu adalah perbuatan dosa besar yang menjadi sebab masuk ke dalam neraka. Wallahu ta'âlâ a'lam.

Semoga Allah menjadikan kita orang-orang yang indah dan dicintai oleh-Nya.

آخر دعوانا أن الحمد لله رب العالمين.
.

✒Ustadz Riki, Lc.

@Program_JODOH
TELEGRAM_jodoh https://goo.gl/Kg2eJS
═════════ ❁❁ ═════════
Saran atau Kritik silahkan sampaikan kepada kami melalui
WhatsApp berikut:
JODOH center : +6285707774616
---------------------
Donasi Operasional & Pengembangan Program Just One Day One Hadith

| BJB Syariah Cabang Bogor
| No Rek :0040101002233
| A. N Yayasan BISA (JODOH)
| kode bank 425
| Konfirmasi Transfer : +6285707774616

JODOH 1 (28): Ketenangan Bertindak Berasal dari Allah, dan Ketergesa-gesaan Berasal dari Setan

Kamis pagi, 5 Rabi'ul Awwal 1437 H
_

PROGRAM Just One Day One Hadith
✏ Ustadz Riki, Lc.

• Faidah Hadits 28 | Kehati-hatian Datang dari Allah dan Ketergesaan dari Syaitan
Ustadz Fathul Ulum, Lc.
⬇Download Audio
https://www.dropbox.com/s/it69pr8jvavpcta/Fawaid%20hadits%2028.mp3?dl=0
--------------------------
Faedah Hadits ke-28

بسم الله
الحمد لله والصلاة والسلام على رسول لله و على آله و صحبه أجمعين أما بعد

قد قال رسول الله ﷺ

ﺍﻟﺘﺄﻧﻲ ﻣﻦ ﺍﻟﻠﻪ ﻭﺍﻟﻌﺠﻠة ﻣﻦ ﺍﻟﺸﻴﻄﺎن
.

"Ketenangan bertindak dari Allah danketergesaan dari setan." [Hadits hasan, riwayat al-Baihaqi]

Ikhwah fillah, ketergesaan adalah tabiat manusia. Allah ta'ala berfirman:

"Manusia diciptakan dengan sifattergesa-gesa." [QS. 21: 37]

Setan pun berusaha memaksimalkan tabiat ini dalam keseharian kita. Meski demikian, Allah mengilhamkan ketenangan dan kematangan bertindak dan berucap ke dalam diri hamba-hamba-Nya.

Ketergesaan tanpa perhitungan yang matang sering manjadi petaka dan penyesalan di kemudian hari.

• Tentu kita tidak lupa akan ketergesaan Bapak kita, Nabi Adam, yang mencicipi buah terlarang karena tergiur janji setan bahwa ia akan menjadi kekal. Padahal, justru sebaliknya, setelah dimakan, Beliau yang tadinya kekal di surga, malah dikeluarkan.

• Nabi Musa juga memberi kita pelajaran; ketika Beliau tergesa-gesa mengingkari Nabi Khidhr, justru mereka harus berpisah. Nabi shallallâhu'alaihi wasallam bersabda,

"Jika Musa bersabar, akan lebih banyak pelajaran yang didapat." [HR. al-Bukhari]

Ikhwah fillah, ketergesaan begitu sering menyertai kita.

× Kita tergesa belajar, hingga akhirnya banyak hal yang tidak kita kuasai betul. Imam Az-Zuhri mengatakan, "Sungguh, ilmu yang kami miliki ini adalah buah menghafal satu-dua hadits atau satu-dua masalah fikih per hari."

× Sering kita tergesa dalam doa, sampai langsung mendikte Allah. [Ketika berdoa, kita] lupa mengawali doa dengan pujian dan shalawat. Saat doa tak kunjung terlihat hasilnya, kita mengklaim sepihak bahwa Allah enggan mengabulkan. Padahal Rasulullah shallallâhu 'alaihi wasallam bersabda:

"Doa kalian akan dikabulkan selama tidak tergesa-gesa." [Muttafaqun 'alaihi]

× Kita kadang tergesa dalam berdakwah tanpa memperhatikan prioritas-prioritas dakwah hingga dakwah tidak efektif atau bahkan gagal. Jika sudah tidak mendapat penerimaan, kita puntergesa mencap mereka sebagai orang-orang yang menolak kebenaran, pengikut hawa nafsu, dan sebagainya tanpa mengoreksi metode dakwah kita.

Benarlah kata para ulama, "Barangsiapa tergesa melakukan sesuatu sebelum momennya, tidak akan memperolehnya."

Ikhwah fillah, bahkan dosa-dosa pada hakikatnya bersumber dari ketergesaan.

× Riba dan korupsi adalah bentuk ketergesaan mendapat harta sebanyak mungkin, semudah mungkin.
× Zina dan pacaran adalah ketergesaan syahwat sebelum tiba momen yang halal.
× Menuduh dan memaki adalah wujud ketergesaan kita sebelum tabayyun dan memberi uzur. Demikian seterusnya.

Semua adalah ketergesaan kita mereguk kepuasan sesaat dengan mengorbankan kebahagiaan abadi kelak.

Ikhwah fillah, namun ingat, tidak tergesa-gesa bukan berarti lamban dan tidak peka. Perbedaannya ada pada kesesuaian dengan petunjuk agama, pemikiran yang matang, musyawarah, dan metode yang tepat. Taufik dan bimbingan Allah juga besarpengaruhnya. Pun juga tipu daya setan.

Lafal hadits di atas seolah mengisyaratkanbahwa seringkali kita menghendaki cepat tanggap, namun setan mengganggu dan menjadikannya ketergesaan. Atau bahkan kita sebenarnya menunda untuk berpikir matang karena ragu, namun dengan itulah Allah bimbing kita kepada at-ta-annî (التَّأَنِّي). Wallâhu a'lam.

✒ Ustadz Nur Fajri Ramadhan –hafizhahullâh–

@Program_JODOH
TELEGRAM_jodoh https://goo.gl/Kg2eJS
═════════ ❁❁ ═════════
Saran atau Kritik silahkan sampaikan kepada kami melalui
WhatsApp berikut:
• JODOH center : +6285707774616
---------------------
Donasi Operasional & Pengembangan Program Just One Day One Hadith

| BJB Syariah Cabang Bogor
| No Rek :0040101002233
| A. N Yayasan BISA (JODOH)
| kode bank 425
| Konfirmasi Transfer : +6285707774616