Malam Ahad, 8 Rabi'ul Awwal 1437 H
_
Bimbingan Islam com
• Sabtu, 30 Shafar 1437 H / 12 Desember 2015 M
• Materi Tematik
• Ustadz Abu Fairuz, M.A.
• Ceramah Singkat | Pelajaran dari Istri Nabi
⬇ Download Audio: https://goo.gl/WM2ppt
Sumber:
https://yufid.tv/12959-ceramah-singkat-pelajaran-dari-istri-nabi-abu-fairuz-ma.html
➖➖➖➖➖➖➖
PELAJARAN DARI ISTRI NABI
بسم اللّه والحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله وعلى آله وصحبه وبعد
.
Allah Subhānahu wa Ta'āla mengatakan:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدً
"Wahai orang-orang yang beriman, bertaqwalah kamu kepada Allāh dan hendaklah engkau berkata-kata perkataan yang benar." (QS. Al-Ahzab: 70)
Subhānallāh... Ciri-ciri orang beriman adalah senantiasa jujur dalam berkata-kata dan jujur dalam berbuat. Apapun perkaranya, kebenciannya kepada suatu kaum tidak akan pernah merubah dirinya menjadi seorang pendusta. Allah mengatakan tentang orang-orang yang beriman:
وَلَا يَجْرِمَنَّكُمْ شَنَآنُ قَوْمٍ عَلَى أَلَّا تَعْدِلُوا اعْدِلُوا هُوَ أَقْرَبُ لِلتَّقْوَى
"Jangan sampai kebencianmu kepada suatu kaum membawamu untuk tidak berlaku adil. Berlaku adillah, sesungguhnya dia adalah merupakan perkara yang dekat kepada ketaqwaan." (QS. Al-Māidah: 8)
Semakin sempurna keadilan seseorang, semakin taqwa di sisi Allah Subhānahu wa Ta'āla.
Jujur adalah perkara yang berat, apalagi jika berkaitan dengan lawan-lawan kita. Subhānallāh... Dan ciri-ciri Ahlu Sunnah adalah senantiasa jujur dalam berkata-kata. Apapun, senantiasa mereka akan katakan dengan sesungguhnya (kebenaran). Mereka tidak pernah menyembunyikan (kebenaran) sebagaimana orang-orang Ahlul Kitab menyembunyikan kebaikan.
Saya teringat kisah dua istri Rasulullah shallallāhu 'alayhi wasallam, yakni kisah perseteruan antara dua manusia yang memiliki satu suami, (yaitu) antara Zainab bintu Jahasy dan 'Aisyah bintu Abu Bakr Ash-Shiddiq -radhiyallāhu Tabāraka Ta'āla 'anhumā-. Saya melihat bagaimana begitu kuatnya perseteruan antara keduanya.
Suatu ketika, datanglah Zainab ke rumah Rasulullah shallallāhu 'alayhi wasallam. Ketika itu, Rasulullāh shallallāhu 'alayhi wasallam sedang berada di rumah salah satu istrinya, (yaitu) 'Aisyah -radhiyallāhu Ta'āla 'anhā-. Sungguh, ketika Zainab datang, dia lontarkan segala macam ucapan-ucapan, perkataan-perkataan keras, umpatan-umpatan. Subhānallāh... Marahnya Zainab, (tetapi) ketika itu 'Aisyah hanya terdiam semata. Kemudian, 'Aisyah melihat Rasulullah shallallāhu 'alayhi wasallam. Beliau mencari-cari apakah Rasulullah memberikan kepada beliau izin untuk menjawab perkataan Zainab. Maka, ketika dia lirik ujung mata Rasulullah shallallāhu 'alayhi wasallam, Rasulullah shallallāhu 'alayhi wasallam memberikan kesempatan kepada 'Aisyah untuk menjawab Zainab, seketika (itu) 'Aisyah menjawab dan membantah segala macam perkataan Zainab.
Al-Imam Al-Bukhari menyebutkan peristiwa ini dalam Shahīh-nya. Berkatalah 'Aisyah Ummul Mu'minīn -radhiyallāhu Tabāraka Ta'āla 'anhā-:
"Akhirnya aku membantah segala macam perkataan Zainab, aku debat dia sehingga kering air liurnya, Zainab pun terdiam."
Subhānallāh.. Ini menunjukan betapa dahsyatnya persaingan antara mereka, (sehingga) Zainab terdiam dan terbungkam. Allāhu Akbar.. Tapi, apakah hal ini membuat Zainab membenci Aisyah -radhiyallāhu Ta'āla 'anhā-? Berdusta atasnya? Memfitnahnya? Tidak!
Suatu pelajaran penting dalam kehidupan; apapun yang terjadi antara mereka, mereka tetap berkata jujur. Ketika 'Aisyah -radhiyallāhu Ta'āla 'anhā- difitnah di tengah-tengah negeri Madinah, dia dituduh berselingkuh (berzina) –wal iyyadzubillāh– dengan Shafwān bin Muaththil. Disebarkan oleh orang-orang munafik, dan sebagian daripada kaum muslimin turut menyebarkan berita dusta ini. Datanglah Rasulullah shallallāhu 'alayhi wasallam memanggil Zainab dan berkata:
"Yā Zainab, kemarilah! Aku bertanya kepadamu: Bagaimana pandanganmu tentang isu-isu yang tersebar ini? Bagaimana pandanganmu terhadap 'Aisyah? Apakah engkau mencurigainya?"
Sungguh perkataan yang luar biasa, berkata Zainab:
يا رسول الله احمي سمعي وبصري، ما علّمت منها الّا خيرًا
"Yā Rasulullah, aku menjaga telingaku dan pandangan mataku, tidaklah aku mengetahui daripadanya kecuali kebaikan."
Kata-kata yang begitu indahnya yang layak ditulis dengan tinta emas tentang kejujuran seorang wanita walaupun dengan madunya. Subhānallāh... Perhatikan bagaimana Hamnah! Hamnah adalah merupakan kakaknya Zainab, dia ingin supaya adiknya naik ke atas, dia ingin kalaulah Rasulullah shallallāhu 'alayhi wasallam menceraikan 'Aisyah, kemudian jadilah Zainab (menjadi) istri yang paling dicintai Rasūlullāh. (Sehingga) dia (Hamnah) turut menyebarkan isu-isu ini.
Subhanallāh.. Tapi lihatlah bagaimana Zainab sendiri, dia mengatakan:
"Yā Rasūlullāh, aku tidak pernah mengetahui daripadanya ('Aisyah) kecuali kebaikan."
Kalimat yang begitu indah dan jujur yang dia katakan untuk lawannya (madunya). Wallāhi... Jarang dapat dilakukan oleh orang-orang, kecuali orang-orang yang dirahmati Allah Subhānahu wa Ta'āla.
والله تبارك وتعالى أعلم
والسلام عليكم ورحمة اللّه وبركاته
.
______________________________
Donasi Operasional & Pengembangan Dakwah Group Bimbingan Islam
| Bank Mandiri Syariah
| Kode Bank 451
| No. Rek : 7103000507
| A.N : YPWA Bimbingan Islam
| Konfirmasi Transfer : +628-222-333-4004
Website: http://www.bimbinganislam.com
Facebook Page: Fb.com/TausiyahBimbinganIslam
Telegram Channel: http://goo.gl/4n0rNp
TV Channel: http://BimbinganIslam.tv
Belum ada tanggapan untuk "Memetik Pelajaran Indah dari Kisah Istri Rasulullah"
Posting Komentar