Ahad sore, 6 Shafar 1438 H
_
#ADAB_DAN_HUKUM_DI_SOCIAL_MEDIA (04)
_
Assalāmu'alaikum warahmatullāhi wabarakātuh.
Bapak-bapak, ibu-ibu, rekan-rekan, ikhwān, dan akhawāt yang saya muliakan, kita akan berbicara tentang adab dan hukum yang berkaitan dengan social media, yang ke-4.
(4) Point yang keempat: TIGA KAIDAH.
Antum harus tahu kaidah comment dan berbicara yang dijelaskan oleh ulama fiqih.
👉 Para ulama fiqih mengatakan bahwa Anda tidak boleh berbicara, baik secara langsung atau melalui media, di dunia nyata atau dunia maya, kecuali dengan 3 syarat. Dan 3 syarat ini harus kita pikirkan sebelum kita luncurkan, sebelum kita ucapkan, yaitu:
-1- Kaidah yang pertama: Niat harus karena Allah.
Misalkan:
✔️ Dalam rangka berdakwah
✔️ dalam rangka silaturahim
✔️ dalam rangka ukhuwah Islamiyah
✔️ dalam rangka membantu
Misalkan, kita buat penggalangan dana di beberapa grup untuk membantu kegiatan sosial, orang-orang yang terkena bencana, atau kegiatan dakwah yang lain. Camkan baik-baik niat tersebut.
Setelah niat sudah dipastikan...
-2- Kaidah yang kedua: Yang kita sampaikan adalah benar.
Benar dari segi konten (isi) dan benar dari sisi cara penyampaian. Makanya, budaya copy-paste.. copy-paste.. copy-paste tanpa di baca [dan] tanpa di-protect, ini fatal.
Allah Subhānahu wa Ta'ālā berfirman dalam surah Al-Hujurāt, ayat 6:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِنْ جَاءَكُمْ فَاسِقٌ بِنَبَإٍ فَتَبَيَّنُوا
"Wahai orang-orang yang beriman, jika datang kefasikan (atau sesuatu yang fasik) membawa berita, maka periksalah (tabayyun) dahulu."
Jangan ditelan mentah-mentah, apalagi di-paste, apalagi diposting di grup-grup kita! Tabayyun, kroscek!
Kenapa demikian?
أَنْ تُصِيبُوا قَوْمًا بِجَهَالَةٍ فَتُصْبِحُوا عَلَىٰ مَا فَعَلْتُمْ نَادِمِينَ
"Karena kalian bisa memiliki opini yang keliru kepada pihak lain karena kebodohan kalian, dan kalian akan menyesal pada hari Kiamat nanti."
Setiap kita dapat berita (info) kroscek terlebih dahulu. Jangan telan mentah-mentah, apa saja! Pastikan ini valid, kecuali kita dapat dari sumbernya yang memang mengeluarkan secara resmi, tapi kalau perlu dikroscek dan dikroscek.
Info kajianlah atau artikel yang mencantumkan nama seorang ustadz. Ini benar atau tidak, pastikan dulu. Tolong yang kasih ini, pastikan ini ucapan ustadz tersebut.
Karena, saya ingin tanya, misalnya di dunia BBM atau WhatsApp, kalau misalnya saya dapat artikel seorang ustadz, bisa tidak saya ganti-ganti dengan mudah?
Bisa, terus saya kirim lagi atas nama dia. Ini penting dan itu kan bisa menghancurkan nama baik orang.
Misalkan, di artikel itu ada 3 ayat. Saya ubah-ubah tuh ayat, lalu nanti saya kirim lagi. Lalu, ada yang cerdas dia cek, kok ayatnya salah semua, ini ustadznya tidak benar nih. Bisa begitu sekarang.
Maka, kroscek itu penting. Ada berita tentang seorang saudara yang sakit, atau penggalangan dana yang berkaitan dengan sebuah acara, sebuah baksos, kroscek! Jangan telan mentah-mentah, langsung kirim ke rekening fulan! Itu benar atau tidak.
Lalu, kita dapat berita ada yang sakit, ada seorang tokoh, atau guru kita diopname. Kroscek, ini benar atau tidak.
Apalagi, namanya berita, berita itu kalau sudah ada di masyarakat itu berbanding terbalik dengan duit. Kalau duit sudah di tangan orang-orang, bertambah atau berkurang? Berkurang. Kalau berita? Nambah. Itu sudah kaidah.
Artinya, itulah manusia. Bukan merendahkan siapapun. Jadi, jangan telan mentah-mentah! Kroscek! Allah mengatakan:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِنْ جَاءَكُمْ فَاسِقٌ بِنَبَإٍ فَتَبَيَّنُوا
"Kalau ada sesatu yang fasik memberikan berita, kroscek."
👉 Catat baik-baik, apa arti fasik dalam ayat ini?
✔️ Yang pertama, sumber beritanya fasik.
Informannya fasik. Jadi, teman kita yang menginfokan itu orang fasik, misalnya. Orang fasik adalah pelaku dosa-dosa besar.
Jadi, kalau kita punya teman atau kita punya saudara, kita tahu dia pelaku dosa-dosa besar, lalu dia ngasih berita, maka beritanya tidak boleh ditelan mentah-mentah, tapi harus dikroscek. Itu makna yang pertama.
✔️ Yang kedua, beritanya fasik.
Makna yang kedua, kata Syaikh Sulaiman Ar-Ruhaili, beritanya fasik.
Jadi, kalau makna yang pertama tadi siapanya yang fasik? Orangnya, pembawa beritanya fasik. Tapi makna yang kedua, beritanya fasik.
Dan berita fasik bisa jadi disampaikan oleh orang shalih, orang yang taat kepada Allah, orang yang beriman, orang baik.
"Ustadz, saya masih belum paham. Kok orang shalih bisa bawa berita fasik?"
Saya mau tanya sama antum, orang shalih bisa lupa tidak?
Pelakunya Ahmad. Tapi dia lupa dan katanya pelaku Muhammad, benar atau salah?
Salah. Dia sengaja ingin berbohong? Tidak, dia lupa, "Ini Ahmad atau Muhammad? Oh, Muhammad aja deh, Muhammad pelakunya." Ternyata, Si Ahmad, lupa.
OK, dia shalih, tapi dia bukan sumber informasi yang pertama, dia dengar dari pihak lain. Saya ingin tanya, apakah semua orang shalih selektif dalam menerima berita?
Tidak, dia bagus, tapi sumber sebelumnya yang bermasalah. Kroscek, kroscek, dan kroscek. Dan ini sering terjadi.
"Ustadz, ayatnya itu 'kan tentang orang fasik, yang ngirim itu teman-teman pengajian?"
Baca lagi tafsirnya. Baca penjelasan para ulama. Fasik di sini bisa dari orang yang membawakan berita tersebut dan bisa dari beritanya. Makanya, tidak ada alasan untuk tidak kroscek.
Ada apapun kroscek, ini hal yang penting. Kalau kita tidak bisa kroscek, jangan telan mentah-mentah, jangan dipercaya, tapi tidak kita dustakan, kita pending aja dulu.
Dan Allah mengatakan kalau kita tidak kroscek:
أَنْ تُصِيبُوا قَوْمًا بِجَهَالَةٍ فَتُصْبِحُوا عَلَىٰ مَا فَعَلْتُمْ نَادِمِينَ
"Kalian akan salah paham gara-gara kebodohan kalian dan kalian akan menyesal nanti (karena salah tuduh, salah membuat opini, salah membuat kesimpulan). Kalian akan menyesal pada hari Kiamat (karena anda akan ditanya oleh Allah)."
Maka, camkan baik-baik. Ulama membuat sebuah kaidah:
"Hanya orang-orang yang bodoh dan menyesal pada hari Kiamat yang tidak kroscek."
Itu kaedah para ulama.
Jadi, orang yang begitu dapat berita, langsung diposting, langsung diberikan, itu tanda-tanda kebodohan dan dia akan menyesal pada hari Kiamat kelak, karena Allah mengatakan " بِجَهَالَةٍ (bodoh)" dan " نَادِمِينَ (menyesal)".
Dua sifat yang tidak bisa dipisahkan bagi orang-orang yang tidak kroscek terlebih dulu ketika menerima berita.
Apalagi di dunia yang begitu rentan, seperti sosmed ini. Karena kalau antum salah, klarifikasinya susahnya minta ampun, sudah terlanjur disebar. Isu yang antum gulirkan tadi yang salah dibaca, klarifikasi dari antum pasti dibaca lagi apa tidak? Belum tentu.
Oleh karena itu, yang kita sampaikan, yang kita berikan, atau kalau kita mau copy-paste, itu adalah harus berita yang valid.
____________________________
🌍 BimbinganIslam.com
Kamis, 26 Al-Muharram 1438 H / 27 Oktober 2016 M
👤 Ustadz Nuzul Dzikri, Lc.
📔 Materi Tematik | Adab dan Hukum di Social Media (Bagian 04)
⬇ Download Audio: bit.ly/BiAS-NZ-SosMed-04
-----------------------------------
Info Program Cinta Sedekah Bulan ini :
1. Pendirian Rumah Tahfidz di 5 Kota
2. Membantu Operasional Radio Dakwah di 3 Kota
📦 Salurkan Infaq terbaik anda melalui
| Bank Syariah Mandiri Cab. Cibubur
| No. Rek : 7814500017
| A.N : Cinta Sedekah (infaq)
| Konfirmasi Transfer :
+62878-8145-8000
Hidup Berkah dengan Cinta Sedekah
🌎www.cintasedekah.org
📺 youtu.be/P8zYPGrLy5Q
------------------------------------------