Pages

Minggu, 21 Februari 2016

Prasangka Buruk, Mencari Keburukan Orang Lain, dan Menggunjing (Ghibah)

Senin pagi, 13 Jumadal Ula 1437 H 






Ingat Selalu, Betapa Banyak Keburukan Diri Kita
Taushiyah ke-74, Kamis, 28 Jumadal Ula 1436 / 19 Maret 2015


Prasangka Buruk, Mencari Keburukan Orang Lain, dan Menggunjing (Ghibah)

Allah berfirman:

Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan prasangka (kecurigaan), karena sebagian dari prasangka itu dosa. Dan janganlah mencari-cari keburukan orang dan janganlah menggunjingkan satu sama lain. Adakah seorang di antara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. Dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima Taubat lagi Maha Penyayang.” [QS. Al-Hujurât, ayat 12]

Zhan-zhan adalah prasangka; hukumnya dosa jika berprasangka buruk kepada saudara kita tanpa ada alasan apapun, apalagi kepada orang yang tidak tahu menahu tentang keburukan yang kita sangkakan kepadanya.

Dalam ayat tersebut di atas, ada tiga tahapan keburukan:
1.  Berprasangka buruk kepada orang lain.
2.  Mencari-cari keburukannya untuk membenarkan prasangka buruk tersebut.
3.  Meng-ghibah-nya atau menggunjingnya.

Definisi Ghibah

Ghibah atau menggunjing adalah menceritakan tentang orang lain, yang orang tersebut tidak suka jika hal itu kita ceritakan walaupun benar adanya. Demikian definisi ghibahseperti dijelaskan Rasulullah Muhammad -shallallâhu 'alaihi wa 'alâ âlihi wasallam- dalam hadits shahih.

Syarat Taubat dari Ghibah atau Fitnah

1.  Menyesali perbuatannya dan memohon ampun, serta taubat kepada Allah.
2.  Meminta maaf kepada orang yang telah di-ghibah-nya.
3.  Mengakui kesalahannya dan mencabut semua fitnahannya, serta merehabilitasi nama baik orang yang telah difitnah.
4.  Berdoa kebaikan dan memuji orang yang telah di-ghibah-nya.
5.  Tidak berbuat seperti itu lagi dan berjanji tidak akan mengulangi lagi selamanya.

Renungan tentang Ghibah

“Perumpamaan orang yang meng-ghibah (menggunjing) orang lain adalah seperti orang yang memasang ketepel besar, lalu ia melemparkan (membuang) kebaikan-kebaikannya dengan ketepel itu ke kanan dan ke kiri, ke timur dan ke barat (sehingga kebaikannya habis).” [Ibnu al-Jauziy dalam Bahru Ad-Dumu', hlm. 131]

Menyikapi Orang yang Meng-ghibah Kita

Seseorang datang kepada Al-Hasan Al-Bashriy seraya berkata, “Sesungguhnya si Fulan telah meng-ghibah-mu,” maka Al-Hasan Al-Bashriy mengirimkan kepada orang yang telah meng-ghibah-nya tersebut satu wadah ruthob [kurma segar yang lezat] seraya berkata, “Telah sampai berita kepadaku bahwa Anda menghadiahkan untukku kebaikan-kebaikan Anda, maka aku ingin membalas Anda atasnya, tapi mohon maaf karena aku tidak bisa membalas Anda dengan sempurna.”

Orang Bangkrut dan Pailit yang Sebenarnya

Diceritakan oleh Rasulullah Muhammad -shallallâhu 'alaihi wa 'alâ âlihi wasallam- dalam hadits shahih bahwa ada umat Beliau yang bangkrut dan pailit pada hari Kiamat nanti dikarenakan pahala kebaikannya diambil untuk melunasi kezalimannya, sehingga dosanya bertambah banyak dan ia dilempar ke neraka; di antara mereka adalah orang yang suka meng-ghibah orang lain.

Yâ Allâh, selamatkan kami dan keluarga kami, serta kaum muslimin semuanya.


Akhûkum fillâh,

@AbdullahHadrami



[ Artikel Almufid.net | Sumber: www.kajianislam.net/2015/03/prasangka-buruk-mencari-keburukan-orang-lain-dan-menggunjing-ghibah]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar