Kamis, 11 Rabi'ul Akhir 1437 H
_
Seekor ular Cobra memasuki gudang tempat bekerja tukang kayu yang sudah pulang untuk istirahat. Sudah menjadi kebiasaan tukang kayu membiarkan sebagian peralatan kerjanya berserakan tanpa merapikannya.
Ketika ular masuk ke dalam gudang, tanpa sengaja merayap di atas gergaji. Tajamnnya mata gergaji menyebabkan perut si ular terluka. Tetapi, ular beranggapan, gergaji itu menyerangnya. Ular pun membalas dengan mematok gergaji itu berkali-kali. Serangan itu mengakibatkan luka parah di bagian mulutnya.
Marah dan putus asa, si ular mengerahkan kemampuannya; jurus terakhir untuk mengalahkan musuhnya. Ular pun membelit kuat gergaji itu, maka tubuhnya pun terluka amat parah dan akhirnya ular pun mati.
Terkadang, disaat kita marah, kita begitu ingin melukai orang lain, tetapi sesungguhnya -tanpa kita sadari- yang dilukai adalah diri kita sendiri. Mengapa? Karena, perkataan dan perbuatan disaat marah adalah perkataan dan perbuatan yang biasanya akan kita sesali dikemudian hari.
[ ✏️ Sumber: www.facebook.com/abuzubair.zubair.7/posts/834081930034187 ]
____________________
____________________
INDAHNYA KESABARAN
Berkata Syaikh Ibnu 'Utsaimîn -rahimahullâh- :
فإذا كان الإنسان قد من الله عليه بالصبر؛ فهذا خيرما يعطاه الإنسان، وأوسع ما يعطاه، ولذلك تجد الإنسان الصبور لو أوذي من قبل الناس، لو سمع منهم مايكره، تجده هادئ البال، لا يتصلب، ولا يغضب، لأنه صابر على ما ابتلاه الله به، فلذلك تجده قلبه دائما مطمئنا ونفسه مستريحة .
"Jika seseorang telah diberikan anugerah oleh Allah berupa kesabaran, maka hal tersebut adalah sebaik-baik perkara yang diberikan kepada seorang insan, dan perkara yang paling luas yang diberikan kepadanya.
Oleh sebab itulah, engkau akan mendapati seorang penyabar jika disakiti oleh manusia atau ia mendengar ucapan yang tidak ia senangi, maka engkau mendapatinya tetap dalam keadaan tenang, tidak kaku, dan tidak emosi, karena ia bersabar terhadap ujian Allah terhadapnya. Oleh sebab itulah, engkau akan mendapati hatinya terus menerus dalam keadaan tenang dan jiwanya tentram." [Syarhu Riyâdh ash-Shâlihîn (1/197)]
✏ Ustadz Fauzân Abu Muhammad Al-Kutawy -hafizhahullâh-
Silsilah Durus
[ Sumber: Abu Firas -jazâhullâhu khairan- via grup kantor ]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar