BimbinganIslam.com
• Kamis, 07 Shafar 1437 H / 19 November 2015 M
• Materi Tematik
• Ustadz Abdullah Roy, M.A. (Pengajar resmi di Masjid Nabawi, Madinah)
• Tausiyah Singkat | Kesempurnaan Agama Islam
⬇ Download Audio:
https://goo.gl/m0W2Mq
Sumber:
https://m.youtube.com/watch?v=okwr3r1FIxE
➖➖➖➖➖➖➖
KESEMPURNAAN AGAMA ISLAM
بِسْـــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْـــــــــــــم
الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله وعلى آله وأصحابه ومن تبعهم بإحسان إلى يوم الدين أمَّا بعد
.
Kaum muslimin, kesempurnaan sebuah agama adalah sebuah kenikmatan yang luar biasa bagi pemeluk agama tersebut. Dan alhamdulillāh, Allah Subhānahu wa Ta'āla telah mengabarkan di dalam Al-Quran bahwasanya agama kita (agama Islam) adalah agama yang sudah disempurnakan oleh Allah Subhānahu wa Ta'āla.
Allāh Subhānahu wa Ta'āla berfirman:
ٱلۡيَوۡمَ أَكۡمَلۡتُ لَكُمۡ دِينَكُمۡ وَأَتۡمَمۡتُ عَلَيۡكُمۡ نِعۡمَتِى وَرَضِيتُ لَكُمُ ٱلۡإِسۡلَـٰمَ دِينً۬اۚ
“Pada hari ini, telah Aku sempurnakan bagi kalian agama kalian, dan Aku telah menyempurnakan bagi kalian kenikmatan bagi kalian, dan Aku telah ridhai Islam ini sebagai agama kalian.” (QS. Al-Mâidah: 3)
⇒ Ini menunjukkan tentang kesempurnaan agama ini dan bahwasanya Islam adalah agama yang sempurna. Al-Imam Ibnu Katsir rahimahullāh, ketika beliau menafsirkan ayat ini, beliau mengatakan:
◆ Bahwasanya ini adalah kenikmatan yang paling besar yang Allah berikan kepada umat ini, karena Allah Subhānahu wa Ta'āla telah menyempurnakan bagi umat ini agama.
◆ Tidak ada yang halal, kecuali apa yang Allah halalkan. Dan tidak ada yang haram, kecuali apa yang Allah haramkan. Dan tidak ada agama, kecuali apa yang Allah syariatkan.
⇒ Ini menunjukkan tentang kenikmatan kesempurnaan sebuah agama. Oleh karena itu, orang-orang Yahudi, ketika mereka mengetahui tentang ayat-ayat ini, mereka berkata kepada Umar bin al-Khaththab -radhiyallāhu 'anhu- :
"Ada sebuah ayat yang ada di dalam sebuah kitab kalian, apabila ayat tersebut turun kepada kami, orang-orang Yahudi, niscaya kami akan jadikan hari turunnya ayat tersebut sebagai Hari Raya.
Maka Umar berkata, "Apakah ayat tersebut?" Mereka mengatakan, "Yaitu firman Allāh:
ٱلۡيَوۡمَ أَكۡمَلۡتُ لَكُمۡ دِينَكُمۡ وَأَتۡمَمۡتُ عَلَيۡكُمۡ نِعۡمَتِى وَرَضِيتُ لَكُمُ ٱلۡإِسۡلَـٰمَ دِينً۬اۚ
."
⇒ Ini menunjukkan kepada kita, sekali lagi, tentang kenikmatan kesempurnaan agama Islam ini. Oleh karena itu, sebagai seorang muslim, maka hendaklah dia bersyukur kepada Allah Subhānahu wa Ta'āla yang telah memberikan taufik dan hidayah kepadanya, sehingga dia bisa memeluk sebuah agama yang telah disempurnakan oleh Allah 'Azza wa Jalla.
• Kaum muslimin yang dimuliakan oleh Allah, dan sebagai tuntutan keyakinan kita tentang kesempurnaan agama ini, adalah diharamkannya kita membuat perkara (amalan-amalan) yang baru (bid'ah) di dalam agama ini. Karena, orang yang membuat bid’ah di dalam agama [bukan perkara duniawi –ed.], maka seakan-akan dia telah menganggap agama ini belum sempurna sehingga perlu, di sana, tambahan syariat yang baru. Dan ini adalah perkara yang tentunya membahayakan agama seorang muslim.
• Bagaimana dia mengatakan bahwasanya agama ini adalah agama yang kurang yang dengan lisannya maupun dengan keadaannya? Padahal Allah Subhānahu wa Ta'āla telah menyempurnakan agama Islam ini.
• Demikian pula, orang yang melakukan bid’ah di dalam agama [bukan dalam perkara dunia –ed.], maka seakan-akan dia telah menganggap dan menuduh bahwasanya Rasulullah shallallāhu ‘alayhi wasallam mengkhianati risalah Allah Subhānahu wa Ta'āla. Padahal beliau shallallāhu ‘alayhi wasallam, sebagai seorang Nabi, telah melaksanakan tugasnya.
Di dalam sebuah hadits, beliau shallallāhu ‘alayhi wasallam mengatakan:
إنه لم يكن نبي قبلي إلا كان حقا عليه أن يدل أمته على خير ما يعلمه لهم وينذرهم شر ما يعلمه لهم
“Sesungguhnya tidak ada Nabi sebelumku kecuali wajib baginya untuk menunjukkan umatnya kebaikan yang dia tahu dan wajib baginya untuk mengingatkan umatnya kejelekan yang dia tahu.” (HR. Muslim)
⇒ Ini menunjukkan bahwa setiap Nabi, mereka sudah menyampaikan risalah dari Allah Subhānahu wa Ta'āla.
• Nah, kalau kita menganggap bahwasanya di sana ada amalan yang belum disampaikan Nabi shallallāhu ‘alayhi wasallam, berarti kita telah menuduh beliau mengkhianati risalah Allah Subhānahu wa Ta'āla.
• Orang yang melakukan bid’ah (amalan dalam perkara agama —bukan perkara dunia— yang tidak pernah diajarkan oleh beliau shallallāhu ‘alayhi wasallam) seakan-akan menganggap bahwasanya ada syariat yang belum disampaikan oleh Rasulullah shallallāhu ‘alayhi wasallam.
Al-Imam Malik -rahimahullāh-, guru dari Imām Asy-Syafi'i -rahimahullāh- mengatakan:
من ابتدع في الإسلام بدعة يراها حسنة ، فقد زعم أن رسول الله صلى الله عليه وسلم خان الرسالة لأن الله يقول (اليوم أكملت لكم دينكم و أتممت عليكم نعمتي ورضيت لكم الإسلام دينا), فما لم يكن يومئذ دينا لا يكون اليوم دينا
“Barangsiapa yang membuat bid’ah di dalam agama Islam, kemudian dia menganggap bid’ah tersebut adalah bid’ah yang hasanah (baik), maka sungguh dia telah menyangka (telah menuduh) Rasulullah shallallāhu ‘alayhi wasallam mengkhianati risalah Allah.
Karena, sesungguhnya Allah telah mengatakan, 'Pada hari ini, Aku telah sempurnakan agama ini bagi kalian.' Maka, sesuatu yang saat itu bukan termasuk agama Islam, maka pada hari ini juga bukan termasuk agama.”
Ini adalah ucapan Imam Malik yang meninggal pada 179 H, dan beliau adalah guru dari Imam Asy-Syafi'i -rahimahullāh-. ⇒ Menunjukkan kepada kita tentang bahayanya melakukan bid’ah di dalam agama ini.
Itulah yang bisa saya sampaikan pada kesempatan kali ini. Semoga yang sedikit ini bermanfaat.
والسلام عليكم ورحمة اللّه وبركاته
.
______________________________
Donasi Operasional & Pengembangan Dakwah Group Bimbingan Islam
| Bank Mandiri Syariah
| Kode Bank 451
| No. Rek : 7103000507
| A.N : YPWA Bimbingan Islam
| Konfirmasi Transfer : +628-222-333-4004
Website:
http://www.bimbinganislam.com
Facebook Page:
Fb.com/TausiyahBimbinganIslam
Telegram Channel:
Telegram.me/TausiyahBimbinganIslam
TV Channel:
http://BimbinganIslam.tv
Tidak ada komentar:
Posting Komentar