Malam Ahad, 1 Sya'ban 1437 H
-----------------------------------
ISRA` DAN MI'RAJ (BAGIAN 1)
بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيمِ
الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله
.
Kaum muslimin yang dirahmati Allāh Subhānahu wa Ta'āla, Al-Isra` dan Al-Mi'raj adalah peristiwa besar, mukjizat yang dialami Rasūlullāh –shallallāhu 'alayhi wasallam– sebagai bukti bahwa Beliau adalah seorang utusan Allāh Subhānahu wa Ta'āla. Al-Isra` wal Mi'raj adalah gabungan dari 2 kata:
Pertama, "Al-Isra`" dalam bahasa arab artinya adalah perjalanan di malam hari. Maksudnya adalah; Allāh memperjalankan Nabi-Nya di malam hari dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsha, yang Allāh sebutkan dalam Al-Quran:
سُبْحَانَ الَّذِي أَسْرَى بِعَبْدِهِ لَيْلًا مِنَ الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ إِلَى الْمَسْجِدِ الْأَقْصَى الَّذِي بَارَكْنَا حَوْلَهُ لِنُرِيَهُ مِنْ آيَاتِنَا إِنَّهُ هُوَ السَّمِيعُ الْبَصِيرُ
"Maha suci Allāh yang telah memperjalankan hamba-Nya di malam hari dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsha yang Allāh berkahi di sekitarnya, agar Kami menampakkkan baginya tanda-tanda kebesaran Kami." (QS. Al-Isrā`: 1)
Kedua, adapun "Al-Mi'raj" dalam bahasa Arab artinya adalah naik, yaitu Nabi –shallallāhu 'alayhi wasallam– diangkat oleh Allāh Subhānahu wa Ta'āla dari Masjidil Aqsha menuju Sidratul Muntaha di atas langit yang ke-7. Inipun telah disinggung Allāh dalam Al-Qur'an, dalam surat An-Najm:
وَلَقَدْ رَآهُ نَزْلَةً أُخْرَى (١٣) عِنْدَ سِدْرَةِ الْمُنْتَهَى (١٤)
"Dan sungguh, Nabi (shallallāhu 'alayhi wasallam) telah melihat Malaikat Jibril dalam bentuk aslinya (yang memiliki 600 sayap, dan kalau sayapnya dibuka, akan menutup cakrawala) kedua kalinya tatkala di Sidratul Muntaha." (QS An-Najm: 13–14)
Ini adalah dalil bahwa Isra` dan Mi'jraj adalah perkara yang mendasar bagi kaum muslimin, karena tersebutkan dalam Al-Quran. Apalagi dalam hadits Nabi, banyak yang menyebutkan tentang kisah Isra` dan Mi'raj ini.
Ada beberapa perkara yang ingin kita sampaikan:
▪Yang pertama, yaitu kapan terjadinya Al-Isra` dan Al-Mi'raj?
Tidak ada dalil yang tegas yang menyebutkan kapan terjadinya. Adapaun dalil yang datang tentang kapan terjadinya dan kapan bulannya, semuanya adalah hadits dengan riwayat yang lemah; riwayatnya terputus. Oleh karenanya, Syaikhul Islam berkata:
لم يقم دليل معلوم [[على ليلة الإسراء]] لا على شهرها ولا على عشرها ولا على عينها، بل النقول في ذلك منقطعة مختلفة ليس فيها ما يقطع به، ولا شرع للمسلمين تخصيص الليلة التي يظن أنها ليلة الإسراء بقيام ولا غيره
"Tidak ada dalil yang jelas yang menunjukkan kapan terjadinya ((malam Isra` dan Mi'raj)), tidak disebutkan juga kapan bulannya dan kapan harinya. Adapun nukilan-nukilan yang menyebutkan tentang kapannya tersebut, adalah terputus (sanadnya), terjadi perselisihan, dan tidak ada dalil yang bisa kita pastikan.
Dan demikian juga karenanya, tidak disyari'atkan bagi kaum muslimin untuk mengkhususkan suatu malam, yang disangka sebagai malam Isra` dan Mi'raj, untuk melaksanakan shalat malam atau amalan tertentu." (Zadul Ma’ad: 1/57–58)
Hal ini dinukilkan juga oleh Al-Qasthalani (Syaikhul Islam menukil juga dari Syaikh Abu Umamah), beliau berkata:
وأما ليلة الإسراء فلم يأت في أرجحية العمل فيها حديث صحيح ولا ضعيف
"Adapun malam Isra`, tidak ada dalil yang menunjukkan untuk beramal khusus pada malam tersebut, baik hadits yang shahih maupun hadits yang dhaif." (Al-Mawāhib Al-Ladunniyah bil Minah Al-Muhammadiyyah: juz 3, hlm. 14)
Perhatikan di sini! Oleh karenanya, Rasūlullāh –shallallāhu 'alayhi wasallam– tidak menjelaskan kepada para shahabat kapan terjadinya. Logikanya, kalau memang ada amalan khsusus, ada perayaan khsusus, ada ibadah khusus; ada shalat malam khusus atau ada wirid khusus, Rasūlullāh –shallallāhu 'alayhi wasallam– pasti akan menjelaskan kepada shahabat tentang keutamaan malam tersebut, karena di balik penentuan malam tersebut ada ibadah.
Tatkala Rasūlullāh –shallallāhu 'alayhi wasallam– tidak menjelaskan kapan malam tersebut, maka kita pahami bahwasanya di balik malam tersebut tidak ada ibadah khusus, sehingga Nabi tidak menjelaskan kepada para shahabat. Bahkan tidak seorangpun dari shahabat yang menjelaskan kapan malam tersebut. Tidak ada sanad yang shahih dari seorangpun shahabat, padahal jumlah shahabat begitu banyak, ribuan shahabat. Tidak seorangpun dari mereka menyebutkan kapan terjadinya malam Isra` dan Mi'raj. Dan sampai sekarang, tidak ada dalil shahih, bahkan sampai hari kiamat tidak ada dalil yang shahih yang menunjukkan kapan terjadinya Isra` dan Mi'raj.
Barangsiapa yang mengatakan bahwasanya terjadinya pada hari ini, pada bulan ini, maka itu hanya mengatakan dari kantong (pendapat) dia sendiri saja, bukan dari dalil. Mungkin ada perkara yang menurut dia ada yang mengatakannya, kemudian menganggap sebagai dalil, namun sebenarnya tidak ada dalilnya.
Oleh karenanya, pendapat tentang kapan terjadinya Isra` saling bertabrakan (kontradiksi)'."
Oleh karenanya, ikhwān dan akhawāt yang dirahmati oleh Allāh Subhānahu wa Ta'āla, ini adalah dalil bahwasanya Isra` dan Mi'raj tidak diketahui kapannya, dan tidak ada amal khusus yang bisa dilaksanakan pada malam tersebut.
والله تعالى أعلم بالصواب
.
_____________________________
🌍 BimbinganIslam.com
Jum'at, 29 Rajab 1437 H / 06 Mei 2016 M
👤 Ustadz Firanda Andirja, M.A.
📔 Materi Tematik | Isra` dan Mi'raj (bagian 1)
⬇ Download Audio: bit.ly/BiAS-Tmk-UFA-Isra-Miraj-1
_
📦Donasi Operasional & Pengembangan Dakwah Group Bimbingan Islam
| Bank Mandiri Syariah
| Kode Bank 451
| No. Rek : 7103000507
| A.N : YPWA Bimbingan Islam
| Konfirmasi Transfer : +628-222-333-4004
📮Saran dan Kritik untuk pengembangan dakwah group Bimbingan Islam silahkan dikirim melalui : SaranKritik@bimbinganislam.com